"Jadi apa yang terbaik untuk Indonesia itu, tergantung dari regulasi yang dikeluarkan pemerintah," kata President Director Honda Prospect Motor Takehiro Watanabe usai pembukaan Tokyo Motor Show ke-46 di Tokyo, Jepang, Rabu.
Kendaraan hybrid menggunakan penggabungan energi dari mesin bensin dan mesin berpenggerak listrik tenaga baterai, untuk mengurangi konsumsi bahan bakar.
Baca juga: Honda produksi model kendaraan listrik menuju Visi 2030
Mesin bensin menyediakan sebagian besar tenaga untuk mobil dan penggerak listrik memberikan daya tambahan bila diperlukan, seperti untuk mempercepat kendaraan dan untuk menyalip.
Pemerintah Indonesia, menurut Takehiro, belum mengeluarkan regulasi yang jelas terkait kendaraan hybrid sehingga berpengaruh terhadap pemasaran.
Takehiro menegaskan Honda sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia, memiliki teknologi kendaraan hybrid dan listrik.
Baca juga: Lima mobil listrik "Fit" andalan Honda di Tokyo Motor Show
Takehiro mengatakan perusahaannya akan menunggu kepastian regulasi dari pemerintah Indonesia dan mempelajari kebutuhan pasar otomotif terkait penjualan kendaraan hybrid.
"Sekarang kami pelajari dulu. Dari pemerintah soal regulasi, maupun kebutuhan pasar," ujar Takehiro.
Sebelumnya, Honda mengeluarkan mobil tipe Freed jenis hybrid yang dipasarkan dalam Tokyo Motor Show 2019 di Tokyo, Jepang.
Baca juga: Honda belum pastikan produk mobil listrik di Indonesia
Honda Freed Hybrid bertenaga pacu 1.500 cc itu khusus dipasarkan bagi masyarakat Jepang karena sesuai dengan kebutuhan dan karakter aktivitas keseharian mereka.
Sementara di Indonesia, Honda telah memasarkan mobil Freed jenis bahan bakar bensin.
Namun, penjualan kendaraan tersebut dihentikan sejak 2015 dengan pertimbangan masyarakat Indonesia tidak menyukai mobil berbentuk kotak.
Baca juga: Kimono jadi tema mobil balap Nissan Formula E
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019