Jakarta (ANTARA) - Sebuah Lamborghini Aventador milik selebritas Raffi Ahmad yang terbakar di Sentul, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (19/10), masih menyisakan pertanyaan mengenai penyebabnya meskipun polisi berdasarkan identifikasi awal menyebut itu karena overheat.

Tanpa mengaitkan dengan jenis dan tahun produksi Lamborghini milik Raffi Ahmad, Lamborghini memang pernah menarik peredaran supercar berharga miliaran rupiah itu karena kompartemen mesinnya mudah terbakar.

Pada Februari 2017, Lamborghini menarik peredaran (recall) Aventador 2012 hingga 2017 di AS, kecuali model S dan SV produksi baru yang dibuat setelah Desember 2016, mengutip Car And Driver, Minggu.

Sebagian Aventador 2012-2017 itu memiliki sistem emisi-evaporasi yang cacat yang bisa membuat bahan bakar merembes melalui filter dan ke katup pembersihan.

Baca juga: Lamborghini Aventador diduga milik Raffi Ahmad terbakar di Sentul

Jika hal itu terjadi, uap bahan bakar berlebih bisa bersentuhan dengan gas buang panas dan terbakar.

Lamborghini mengatakan bahwa "manuver tertentu, sebagai contoh engine over revving at idle" dapat memperburuk masalah, selain "kondisi penanganan khusus" dan pengisian tangki bensin yang berlebihan.

Situasi kebakaran bisa semakin memburuk dengan "sistem pembuangan (knalpot) aftermarket yang tidak direkomendasikan.

Di seluruh dunia, ada sekitar 5.900 Aventador dan model terkait yang terpengaruh, termasuk 12 model Veneno coupe dan roadster, Centenario, dan berbagai edisi khusus lainnya.

Lamborghini mengatakan pihaknya pertama kali menemukan cacat sistem bahan bakar pada 2015 setelah menerima "beberapa klaim" di AS yang ditandai lampu indikator mesin yang menyala, idle tidak beraturan, dan mesin mati saat diam.

Pada Januari 2016, Lamborghini mengatakan mereka menyelesaikan tes yang menunjukkan korelasi antara tabung, tangki gas yang penuh, dan katup pembersih yang tidak berfungsi.

Baca juga: Lamborghini Aventador diduga milik Raffi Ahmad terbakar di Sentul

Pada Maret 2016 ada kasus “gril belakang bagian belakang dan lampu belakang" yang terbakar.

Perusahaan asal Italia itu mengatakan risiko kebakaran lebih tinggi “jika terjadi penyalahgunaan, pembengkokan berlebihan saat idle, dan/atau knalpot aftermarket yang dapat menghasilkan api besar".

Sementara, beberapa pemilik kendaraan mewah itu memang meningkatkan knalpot mereka untuk secara sengaja menembakkan api yang sangat besar. Setiap Aventador dapat dan memang menembakkan kilat api dari knalpotnya.
 

Baca juga: Lamborghini terbakar habis di pom bensin AS

Video terpisah yang unggah di YouTube selama dua tahun terakhir menunjukkan Aventador menyala dengan cara yang tampaknya sama: dalam posisi netral, menyemburkan api dari knalpot, dan kemudian segera menembak ke arah sisi kiri kompartemen mesin.

Video insiden Lamborghini Avventador di Miami, AS, menunjukkan api muncul di sisi kiri di bawah lampu belakang setelah mobil dinyalakan.

Pada Oktober 2019, Lamborghini juga menarik 441 Aventador S model coupe dan roadster 2017-2019 di AS karena masalah lain, yakni mesin bisa tiba-tiba mati saat akselerasi dari berhenti atau saat melaju.

Lamborghini mengatakan masalah itu bisa terjadi tanpa peringatan. Tetapi begitu mobil berhenti, mesin bisa dinyalakan kembali tanpa masalah.

Untuk masalah itu, Lamborghini akan mengatasinya dengan memperbarui perangkat lunak Aventador.

Baca juga: Lamborghini Aventador SVJ siap mengaspal di Indonesia
Pewarta:
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019