Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi I DPR periode 2014-2019 Satya Widya Yudha mengingatkan strategi ketahanan energi di di kawasan ASEAN harus solid.

Berbicara dalam forum Pacific Energy Summit 2019 di Tokyo, Jepang, Rabu (9/10/2019), Satya menyatakan bahwa tantangan saat ini untuk regional ASEAN adalah mengembangkan strategi ketahanan energi yang melibatkan kerja sama seluruh anggota kawasan.

"Tantangan ke depan sangat berat, tidak lagi bicara ketahanan energi nasional semata tapi juga harus melibatkan seluruh stakeholder kawasan regional ASEAN. Karena itu, kita dorong agar strategi ketahanan energi ASEAN harus lebih solid," katanya dalam rilis di Jakarta, Jumat.

Baca juga: KEIN: komprehensif, komitmen Jokowi pada sektor energi

Politisi Partai Golkar itu mengatakan sumber daya energi di masa depan sudah sangat mendesak.

Kebijakan pengembangan energi baru dan terbarukan harus lebih difokuskan untuk menjamin ketahanan energi nasional maupun kawasan regional.

Satya menggambarkan begitu besar potensi energi baru dan terbarukan yang bisa dikembangkan secara solid oleh negara-negara ASEAN.

Baca juga: Mimpi industri migas menjaga ketahanan energi

Dengan potensi besar tersebut, jika ASEAN bekerja sama saling menopang kebutuhan energinya, maka akan menjadi regional dengan tingkat ketahanan energi terbesar di dunia.

"Mengingat ke depan ASEAN menjadi negara-negara konsumer energi terbesar, maka negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina dan Singapura yang memiliki surplus cadangan sumber energi bisa berbagi dengan negara-negara yang minim sumber energinya seperti Kamboja, Myanmar dan Laos. Pada akhirnya, ketahanan energi kawasan ASEAN tetap terjaga dan kuat," jelas Satya yang juga mantan Ketua Kaukus Ekonomi Hijau DPR RI ini.

Ia mencontohkan energi nuklir bisa menjadi opsi bagi pengembangan energi baru dan terbarukan yang melibatkan soliditas negara-negara regional ASEAN.

"Energi nuklir menjadi opsi terbaik karena kebutuhan sumber energi yang cukup besar di ASEAN. Tapi, implementasi pengembangan energi nuklir harus melibatkan seluruh negara-negara regional dalam rangka mengurangi resiko keselamatan," pungkasnya.

Dalam panel tersebut, pembicara lain adalah Mikkal E Herberg dari The National Bureau of Asian Research UC-San Diego, Farhad Taghizadeh-Hesary dari Waseda University, dan Dayong Zhang dari Southwestern University of Finance and Economics.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019