Semarang (ANTARA News) - Mantan pebulu tangkis nasional, Hastomo Arbi berpendapat, Indonesia berpeluang merebut medali emas pada Olimpiade yang berlagsung di Cina, 8-24 Agustus 2008 dari nomor ganda putra dan ganda campuran. "Saya kira dua nomor itu yang berpeluang besar meraih emas dibandingkan nomor-nomor yang lain, seperti tunggal putra-putri maupun ganda putri," katanya ketika dihubungi dari Semarang, Jumat. Ia mengakui, untuk mengetahui peluang harus melihat hasil drawing terlebih dulu, apakah mereka bergabung di grup ringan atau sebaliknya, tetapi pihaknya memperkirakan terlepas hasil drawing tersebut, peluang kedua nomor itu cukup besar. Kakak kandung pebulu tangkis itu, Heryanto Arbi menjelaskan, ganda campuran Indonesia yang menurunkan dua pasangan Nova Widiyanto/Liliyana Natsir dan pasangan Flany Limpele/Vita Marissa bakal mendapat tantangan berat dari pasangan tuan rumah, Cina. "Kita tidak boleh meremehkan ganda campuran lainnya dari Korea Selatan, Denmark, dan lainnya, tetapi tampaknya ganda tuan rumah bakal menjadi sandungan besar dari pasangan Indonesia untuk meraih tempat pertama pada Olimpiade mendatang," katanya. Kemudian, kata pahlawan Piala Thomas tahun 1984 tersebut, peluang untuk meraih emas juga akan datang dari ganda putra yang juga menurunkan dua pasangan, yaitu Markis Kido/Hendra Setiawan (peringkat pertama dunia) dan Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto. "Memang lawan yang akan dihadapi mereka hanya pasangan itu-itu saja, artinya mereka sudah saling berhadapan satu dengan yang lainnya dengan hasil menang dan kalah, sehingga mereka yang siap baik secara fisik maupun mental bakal menjadi yang terbaik pada Olimpiade mendatang," katanya. Menurut dia, dua ganda putra Indonesia akan mendapat saingan berat dari ganda putra Korea Selatan, Malaysia, dan tuan rumah Cina. "Saya kira persaingan utama untuk ganda putra akan terjadi di antara empat negara tersebut, tentu saja kita tidak boleh meremehkan pasangan dari negara lain," katanya. Ketika ditanya peluang tunggal putra, Taufik Hidayat untuk mempertahankan medali emas yang direbut pada Olimpiade Athena, Yunani, tahun 2004, dia mengatakan, itu semua tergantung pada Taufik sendiri, apalagi pihaknya mendengar Taufik sakit. "Peluang tetap ada tetapi semuanya tergantung pada Taufik Hidayat," kata Hastomo Arbi yang kini menjadi asisten pelatih PB Djarum Kudus tersebut. Kemudian untuk tunggal putri, Maria Kristin dan ganda putri putri pasangan Vita Marissa/Liliyana Natsir, kata dia, cukup berat tetapi mereka tetap harus berjuang sekuat tenaga. "Siapa tahu dewi fortuna berpihak pada mereka," katanya. Sejak pertama kali dipertandingkan pada Olimpiade, cabang olahraga bulu tangkis selalu menyumbangkan medali emas. Pada Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol, meraih dua emas (Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma), Olimpiade Atlanta, 1996 meraih satu emas (pasangan Ricky Subagja/Rexy Mainaky). Kemudian Olimpiade 2000 di Sydney Australia juga berhasil meraih satu emas atas nama pasangan Candra Wijaya/Tony Gunawan, serta Olimpiade Athena, Yunani, tahun 2004 meraih satu emas atas nama Taufik Hidayat di tunggal putra.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008