Sidoarjo (ANTARA News) - Semburan air mengandung gas mudah terbakar (bubble) dengan tinggi sekitar 15 meter, kembali muncul di kawasan bencana lumpur, tepatnya sebelah barat Jalan Raya Porong, Desa Siring Barat RT 03 RW 01, Porong, Sidoarjo. Humas Badan Penanggulangan Luapan Sidoarjo (BPLS) Achmad Zulkarnain di Sidoarjo, Senin mengatakan, semburan yang tercatat ke-97 ini muncul di rumah warga bernama Suncono di RT 03 RW 01 Siring Barat, Porong. "Semburan kali ini, sepertinya sama dengan semburan air lainnya yang banyak muncul di kawasan Siring Barat. Setelah dicek, air yang keluar rasanya tawar dan bersih," katanya. Ia menjelaskan, kandungan LEL (Low Explosive Limit/kandungan gas mudah terbakar) 8 persen. Sedangkan batas amannya adalah 10 persen dan Hidro sulfida (H2S-)nya terpantau 0. Menurut dia, munculnya semburan ini diduga karena tingginya tekanan di bawah permukaan tanah di Siring Barat. Tingginya tekanan tersebut disebabkan perpindahan tekanan dari Siring bagian Utara. Siring bagian Utara yang sudah dipenuhi lumpur, tiap hari dialiri lebih dari 100 ribu meter kubik lumpur. Ia mengatakan, jika diekuivalenkan dengan massanya (berat,red), maka diperkirakan per hari berat lumpur yang dialirkan ke Siring bagian Utara 200 ribu ton. "Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan tanah di Siring bagian Utara dan mendesak tekanan menuju ke Siring Barat. Akibatnya, Siring Barat mengalami tekanan bawah permukaan yang tinggi," katanya. Untuk mengatasi hal ini, BPLS berencana membuat beton yang melingkari tanah rekahan semburan, kemudian air akan dialirkan secara horizontal menuju saluran pembuangan, sedangkan gasnya dibuatkan saluran paralon vertikal. Semburan ini baru diketahui warga Senin pukul 10.30 WIB, di halaman samping rumah milik Suncono, yang sudah dikosongkan sejak setahun lalu. Menurut Suncono, semburan air itu berasal dari sumur bor miliknya, dengan ke dalaman sekitar 30 meter. Sumur bor tersebut sudah lama tidak digunakan, karena airnya sudah tidak keluar.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008