Kawasan yang kekeringan saat ini bertambah di Desa Sumberharjo. Ada tiga dusun yang mengalami kesulitan air bersih, yakni Dusun Gamparan, Dayakan dan Sengir
Sleman (ANTARA) - Kekeringan yang melanda wilayah Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta akibat kemarau semakin meluas sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman akan melakukan pasokan air bersih setiap hari di kawasan itu.

"Kawasan yang kekeringan saat ini bertambah di Desa Sumberharjo. Ada tiga dusun yang mengalami kesulitan air bersih, yakni Dusun Gamparan, Dayakan dan Sengir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Jumat.

Menurut dia, di tiga dusun tersebut totalnya ada sebanyak 250 kepala keluarga (KK) yang terdampak pada kemarau tahun ini.

"Namun sebenarnya tiga dusun tersebut tidak mengalami kekurangan air. Sebab, ada sumur bor di Dusun Bleber Lor yang bisa memasok air untuk tiga dusun tersebut," katanya.

Ia mengatakan, pada tahun ini sumur bor yang ada di Bleber Lor tidak dioperasionalkan karena adanya keberatan dari warga setempat.

"Karena warga Bleber Lor tidak menghendaki operasional sumur bor maka sumur itu saat ini tidak beroperasi," katanya.

Akibat tidak beroperasinya sumur bor, empat dusun yang berada di atas menjadi terdampak, yaitu Gamparan, Dayakan dan Sengir. Ketiganya di Desa Sumberharjo dan satu dusun lagi yang terdampak yaitu Dusun Watukangsi Desa Wukirharjo.

"Namun untuk Watukangsi sudah ada solusi yaitu mengambil dari jaringan yang ada di Grogol," katanya.

Kekeringan, Warga Manfaatkan Tabungan Air




Kemudian, untuk tiga dusun di Sumberharjo, mulai Rabu (2/10) BPBD Sleman telah menyalurkan sebanyak 20 tangki air. Masing-masing tangki berkapasitas 5.000 liter.

"Rencananya, droping air akan dilakukan setiap hari. TRC BPBD Sleman telah mengisi bak induk di Dusun Dayakan dengan kapasitas 100 meter kubik," kata Makwan.

Kepala Desa Sumberharjo Lekta Manuri mengatakan tidak ada penolakan dari warga atas beroperasinya sumur bor di Dusun Bleber Lor.

Menurut dia tidak beroperasionalnya sumur itu dikarenakan adanya pembenahan alat yang membuat performa pompa terganggu.

"Karena sumur itu sudah 15 belas tahun jadi perlu pembenahan," katanya.

Ia mengatakan, pembenahan itu bukan hanya pada alat. Namun juga pengelolaan. Yaitu dengan melibatkan masyarakat.

"Mumpung ada pembenahan jadi sekalian nantinya bisa dikelola masyarakat untuk kepentingan bersama-sama, cuma gitu aja. Jadi tidak ada masalah, hanya pembenahan alat dan pengelolaan saja," katanya.

Baca juga: Mewujudkan perbukitan Prambanan "zero dropping" saat kemarau

Baca juga: BPBD Sleman droping air bersih 16 tangki setiap minggu

Baca juga: Candi Prambanan dihijaukan ribuan semak berbunga dan pohon

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019