New York, (ANTARA News) - Harga minyak mentah ditutup "mixed" Senin waktu setempat atau Selasa pagi WIB, karena para pekerja minyak di Brasil mulai melakukan pemogokan selam lima hari yang memperketat lagi pasokan energi global, kata para pedagang. Sebagaimana diberitakan AFP, kontrak berjangka minyak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Agustus, naik tipis 10 sen menjadi ditutup pada 145,18 dolar AS per barrel. Sementara di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus turun 57 sen menjadi ditutup pada 143,92 dolar AS. Kedua kontrak tersebut telah mencapai rekor tertinggi pada Jumat lalu pada 147,27 dolar AS di New York dan 147,50 dolar AS di London. "Harga menguat .... karena risiko dari gangguan pasokan seluruh dunia tampak besar," tulis analis Barclays Capital dalam sebuah catatan kepada para nasabahnya Senin. Di Brasil, para pekerja di wilayah produksi minyak utama negara itu, memulai lima hari pemogokan terhadap perusahaan milik negara Petrobras. Petrobras mengatakan produksi di Campos, basin (cekungan) pantai penting dari Rio de Janeiro hanya memproduksi sekitar 300.000 barrel karena tindakan yang diambil untuk membatasi dampak dari penghentian pekerjaan. Federasi Serikat Pekerja Minyak (The United Oil Workers Federation), yang menyerukan pemogokan, membantah klaim tersebut. Dua belas dari 42 anjungan di cekungan tersebut sepenuhnya lumpuh dan 30 anjungan lainnya beroperasi pada kapasitas yang berkurang, kata federasi, menjadikan produksi minyak berkurang 400.000 barrel. Dalam kondisi normal total produksi Petrobras 1,8 juta barrel minyak per hari, 80 persen diantaranya bersumber dari cekungan Campos. Para pedagang mengatakan memuncaknya ketegangan geopolitik di kawasan kaya minyak Timur Tengah dan kerusuhan di produsen minyak utama Nigeria juga turut mendorong harga naik. "Itu terlihat jelas, bahwa geopolitik akan terus memicu harga minyak `rally`, karena masih memanasnya ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat tentang program pengayaan uranium republik Islam itu," kata Linda Rafield, analis senior pada penyedia informasi energi Platts. Teheran bersikukuh bahwa program nuklirnya untuk pembangkit listrik, namun beberapa negara Barat mengkhawatirkan program itu bertujuan untuk membuat bom atom dan menyerukan penghentian program pengayaan uranium. Iran produsen minyak mentah terbesar kedua dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Produksi minyak mentah negara ini sekitar empat juta barrel per hari. OPEC telah mengatakan kartel tidak akan dapat menutup (menggantikan) produksi minyak Iran jika pasokan sementara terhenti akibat perang dengan Israel atau Amerika Serikat Penguatan dolar AS pada Senin juga mengakibatkan aksi ambil untung dari melonjaknya harga minyak pekan lalu. Penguatan mata uang AS membuat harga minyak mentah yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih mahal untuk para pembeli yang menggunakan mata uang relatif lemah, sehingga mengurangi permintaan minyak mentah. Dolar mendapat dukungan setelah Washington mengumumkan langkah penyelamatan dua raksasa kreditur perumahan AS, Fannie Mae dan Freddie Mac, yang nilai sahamnya jatuh karena kerugian yang dialami unit pembiayaan perumahan mereka, sehingga mengancam situasi finansial kedua perusahaan tersebut.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008