Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Bambang Trisulo mengatakan, kebijakan pemerintah Thailand untuk memproduksi eco car dapat mengancam industri otomotif di tanah air. "Ya pasti mengancam kalau Thailand sudah mulai dengan eco car. Karena itu Indonesia juga harus berpikiran yang sama dan didukung oleh kebijakan pemerintah yang sama pula untuk bisa bersaing," kata Bambang kepada ANTARA News, di Jakarta. Dia mengatakan, dengan keharusan produsen otomotif memproduksi setiap jenis kendaraan 150.000 unit per tahun maka tidak ada kata lain selain ekspor. Di samping itu adanya perdagangan bebas kendaraan tersebut akan menyebar dengan mudah termasuk ke Indonesia. Menurut dia, satu-satunya cara agar industri otomotif di tanah air dapat bertahan adalah dengan mengadopsi kebijakan pemerintah Thailand terkait eco car. Salah satunya pembebasan pajak hingga delapan tahun ke depan dengan syarat mampu memproduksi 150.000 unit kendaraan per tahun. Sebelumnya, Wakil Ketua Gaikindo Johnny Darmawan mengatakan, pemerintah menyediakan kemudahan-kemudahan bagi investor otomotif yang memiliki komitmen dalam mengembangkan otomotif di sana. "Kalau di Thailand kan keputusan hanya satu, jika Menko telah memutuskan kebijakan maka semuanya dapat berjalan. Kalau di sini menteri satu ok menteri satu belum tentu," ujar dia. Lebih lanjut, dia mengatakan, sektor otomotif saat ini tumbuh paling besar, pertumbuhan ekonomi semakin baik juga karena sektor ini. Selain itu sektor ini penyumbang kelima terbesar APBN lebih dari Rp30 triliun, seharusnya pemerintah mendukung dengan infrastruktur agar otomotif lebih berkembang. Johnny mengatakan untuk kendaraan murah seperti Tata Nano yang produksi India itu perlu dicermati, apakah produk tersebut benar-benar mobil yang aman dan nyaman dikendarai. "Kita (Gaikindo) sih setuju-setuju saja dengan masuknya mobil murah," ujar dia. Sebelumnya Menteri Perindustrian Fahmi Idris pada sesi pembukaan Indonesia International Motors Show (IIMS) 2008 mengatakan telah menerima Duta Besar India beberapa waktu lalu yang menyampaikan keinginan India memasukan produk mobil murah seharga 2.000 AS dolar yang dikenal dengan Tata Nano. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008