Jakarta, (ANTARA News) - Masyarakat sepak bola Indonesia melepas jenazah mantan pesepak bola nasional yang juga pengurus PSSI, Iswadi Idris, menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak Jakarta Selatan, Sabtu. Iswadi Idris meninggal dunia hari Jumat (11/7) malam dalam usia 60 tahun setelah beberapa hari tidak sadarkan diri di Rumah Sakit MMC Jakarta Selatan akibat mengalami pendarahan otak. Pemakaman berlangsung sederhana dengan dihadiri para pengurus dan mantan pengurus PSSI, para pemain dan mantan pemain sepak bola, para pengurus klub sepak bola, para wasit, wartawan olahraga, dan tokoh sepak bola lainnya. Di antara yang hadir tampak mantan ketua umum PSSI Agum Gumelar, Sekjen PSSI Nugraha Besoes, beberapa pemain nasional seperti Bambang Pamungkas dan Ponaryo Astaman. "Banyak prestasi yang telah almarhum torehkan sejak menjadi pemain hingga pengurus PSSI," kata Nugraha Besoes dalam sambutannya mewakili PSSI. Iswadi Idris yang dilahirkan di Banda Aceh 18 Maret 1948 menjadi gelandang andalan tim nasional Indonesia di era 1960-1970-an. Setelah gantung sepatu, ia pernah menjadi pelatih timnas pra-Olimpiade 1988 dan kemudian aktif dalam kepengurusan PSSI. Iswadi pernah menjadi direktur kompetisi dan turnamen, anggota Komisi Disiplin dan, terakhir, menjabat sebagai direktur teknik Badan Tim Nasional Indonesia. Agum Gumelar mengatakan masyarakat sepak bola telah kehilangan seorang atlet besar dan pemain sepak bola legendaris. "Kami semua kehilangan seorang yang telah betul-betul memberi warna tersendiri pada olahraga khususnya sepak bola," kata Agum. Agum mengenang ketika menjadi Ketua Umum PSSI, dia memberikan tugas kepada Iswadi Idris untuk menggelar kompetisi sepak bola karena suatu pembinaan sepak bola tidak akan ada artinya jika tidak dibarengi dengan adanya kompetisi. "Iswadi Idris pada saat itu telah melakukan tugasnya dengan sangat baik. Ini sebuah karya besar, kami tidak penah akan melupakannya," katanya. "Sebagai pemain, Iswadi merupakan pemain besar di masanya. Hidupnya dibaktikan pada sepak bola. Kalau bicara Iswadi Idris, identik dengan sepak bola. Kami sangat kehilangan, tapi semangat dia harus kami teruskan," kata Agum. Iswadi Idris meninggalkan seorang istri Rahma Astuti dan empat orang anak; Fanny Irwan, Kusuma Ayu Kinanti, Tubagus Danny Putranto, dan Adinda Smitaningrum. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008