Jakarta, (ANTARA News) - Setelah menyelesaikan penetapan komposisi pimpinan, Panitia Angket Kenaikan Harga BBM DPR tidak menyia-nyiakan waktu dan langsung bekerja. "Supaya tidak membuang-buang waktu, malam ini dilakukan rapat pimpinan Panitia Angket," kata Ketua Panitia Angket DPR Zulkifli Hasan (F-PAN) di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu, beberapa saat setelah terpilih sebagai Ketua Panitia Angket Kenaikan Harga BBM DPR . Rapat pimpinan ini membahas program kerja dan langkah yang akan dilakukan Panitia Angket. Panitia ini akan mengkaji kondisi aktual Indonesia di tengah naiknya harga minyak dunia. Indonesia sebenarnya produsen minyak, tetapi suber daya alam seperti tidak memberi manfaat kepada masyarakat. Dalam kaitan ini pula, Panitia Angket juga akan mengungkap kemungkinan adanya mafia perminyakan yang merugikan masyarakat, meneliti dugaan manajemen Pertamina yang tidak efektif dan efisien serta terjadinya dugaan korupsi di BUMN itu. Menurut Zul, BP Migas juga tidak lepas dari sorotan Panitia Angket DPR. Dugaan adanya korupsi di Pertamina dan BP Migas itu telah sering didengungkan ke publik. Temuan BPK mengindikasikan adanya penyimpangan. Temuan-temuan itu juga akan ditindaklanjuti oleh Panitia Angket. Dalam kaitan itu, Panitia Angket akan bekerja sama dengan BPK dan KPK. Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Golkar DPR Priyo Budi Santoso menyatakan, Golkar mendukung sepenuhnya langkah Panitia Angket. Dia mengakui Golkar semula berusaha agar meraih posisi puncak Panitia Angket. Namun Golkar berusaha menghindar adanya benturan dengan PDIP. Karena itu, Golkar kemudian mengubah orentasi dengan tidak memprioritaskan jabatan Ketua Panitia Angket, tetapi yang penting menjadi bagian dari pimpinan panitia. Dalam penetapan komposisi pimpinan angket, Golkar menempatkan Azhar Romli sebagai salah satu Wakil Ketua Panitia Angket. Ketua Fraksi PKB DPR Effendy Choirie mengungkapkan, terpilihnya Zulkifli Hasan yang juga Ketua Fraksi PAN DPR sebagai Ketua Panitia Angket tidak lepas dari adanya tarik-menarik kepentingan di antara fraksi. PAN berada di tengah kepentingan yang saling bertentangan antara Golkar dan PDIP. Karena itu, kata Gus Choi, unsur dari PAN dipilih karena dinilai memiliki resistensi politik paling rendah di antara kepentingan yang berbeda antara pendukung dan penolak hak angket. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008