Kuala Lumpur, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di sela-sela kunjungannya di Kuala Lumpur Malaysia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 akan menerima perwakilan generasi muda Indonesia yang berada di Kuala Lumpur. Dalam pertemuan yang berlangsung di tempat Kepala Negara bersama rombongan menginap di Kuala Lumpur, Senin, Presiden juga menerima hasil seminar yang diselenggarakan oleh pemuda Indonesia yang berada di Kuala Lumpur. Pada hari yang sama, Kepala Negara juga akan melakukan pertemuan dengan sejumlah pengusaha Malaysia di sektor infrastruktur dan konstruksi terkait peluang investasi di dalam negeri. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono melakukan kunjungan kerja selama tiga hari di Malaysia sejak Minggu (6/7) hingga Selasa (8/7) dalam rangka penyelenggaraan KTT D-8 yang diselenggarakan di ibukota negara tersebut. Selain menghadiri KTT D-8, Kepala Negara juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi untuk melakukan pertemuan bilateral membahas peningkatan kerjasama antara kedua negara. Pada Senin (7/7) kedua pemimpin negara tersebut akan meresmikan eminent persons group (EPG) atau kelompok pakar. Sebelumnya, juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan, EPG adalah usulan dari Presiden Yudhoyono yang disampaikan kepada PM Badawi dalam pertemuan dwipihak tahunan kedua negara yang diselenggarakan di Kuala Lumpur awal Januari 2008. "Intinya memilih masing-masing tujuh orang berpengaruh atau tokoh masyarakat dari Indonesia dan Malaysia untuk sama-sama duduk dan melihat hubungan Indonesia dan Malaysia ini seperti apa, apa masalahnya karena seperti kita ketahui kadang-kadang timbul berbagai masalah dan bagaimana ke depannya," ujarnya. Tujuh anggota EPG dari Indonesia adalah mantan Wapres Jenderal (Purn) Try Sutrisno, mantan Menlu Ali Alatas, mantan Menag Quraisy Shihab, mantan pejabat dinas luar negeri Deplu RI Des Alwi Abubakar, dosen UI dan Ketua Institute for Social Empowerment and Democracy (Insed) Musni Umar, dosen UI dan Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Pudentia Maria Purenti Sri Suniarti, Wakil Ketua Komite Tetap Kerjasama Ekonomi Multilateral dan Perdagangan Internasional KADIN Wahyuni Bahar. EPG bertugas dan bertanggung jawab memberi arahan, kebijakan kepada pemimpin kedua negara mengenai upaya peningkatan hubungan dwipihak pada masa datang, kata Faiza. Keputusan tersebut diambil karena sekalipun kedua negara bertetangga dan sama-sama berpenduduk sebagian besar muslim, tidak bisa dipungkiri bahwa hubungan keduanya bisa mengalami pasang-surut, sehingga harus tetap dijaga dan dipelihara. Pembentukan EPG merupakan salah satu usul Indonesia sebagai tujuan strategis dalam meningkatkan hubungan kerjasama di segala bidang, seperti, mengatasi masalah ketenagakerjaan, pembalakan liar, kebudayaan, dan masalah perbatasan, yang dibawa melalui perundingan untuk dicarikan jalan keluar. Masing-masing negara menempatkan tujuh tokoh di EPG, yang mewakili bidang masing-masing dan diharapkan menyerahkan saran pertamanya pada pertemuan kedua kepala negara tersebut pada 2009.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008