Kazakhstan (ANTARA) - Indonesia terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pertemuan Parlemen Negara-Negara Eurasia ke-5 (The 5th Meeting of Speakers of the Eurasian Countries’ Parliaments/MSEAP) tahun 2020.

"Indonesia mendapat dukungan dari negara Eurasia. Banyak yang berminat, namun Indonesia terpilih sebagai penyelenggara MSEAP tahun 2020," kata Wakil Ketua DPD-RI Darmayanti Lubis, di sela 4th Meeting of Speakera of Eurasian Countries Parlements/MEAP), di Kazakhstan, Selasa waktu setempat.

Darmayanti mengatakan, lokasi penyelenggaraan MSEAP 2020 diserahkan sepenuhnya kepada DPR/MPR/DPD periode berikutnya, alternatifnya bisa di Jakarta, Bali, atau Jogja.

Selain Darmayanti dan sejumlah delegasi dari DPD-RI, pertemuan yang dihadiri 50 ketua parlemen dari 84 negara itu, juga dihadiri Wakil Ketua DPR-RI Fadli Zon yang didampingi sejumlah anggota DPR dan DPD.

MSEAP sebelumnya digelar di Moskow (2016), Seoul (2017), Turki (2018), Kazakhstan (2019).

Darmayanti menjelaskan, pada tahun 2020 saat Indonesia menjadi penyelenggara MSEAP harus lebih bagus dan diharapkan jumlah peserta negara-negara yang hadir bisa lebih besar.

"Indonesia di kawasan Asia Tenggara mempunyai posisi yang sangat strategis. Karena itulah negara-negara Eurasia meminta secara khusus agar Indonesia menjadi tuan rumah pada 2020," katanya.

Diharapkan pada pertemuan tersebut Eurasia bisa menjadi kerja sama multilateral yang penting.

"Eurasia adalah negara-negara yang mempunyai hubungan menarik dari sisi perdagangan maupun sisi yang lain politik dan kebudayaan," ujarnya.

Ia pun mengapresiasi penyelenggaraan MSEAP di Kazakhstan yang digelar pada 23-24 September.

Dibuka oleh Parlemen Kazakhstan yang dilanjutkan dengan sambutan Presiden pertama Kazakhatan Nur Sultan Nazarbayev, tokoh dengan pemikiran cemerlang yang menginisiasi pembentukan pertemuan parlemen negara-negara Eurasia.

"Hakikatnya adalah bagaimana parlemen seluruh negara yang ada di kawasan ini berperan aktif dan memiliki kepentingan yang sama untuk meningkatkan kerja sama multilateral," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR-RI Fadli Zon mengatakan bagi Indonesia pertemuan parlemen Eurasia sangat penting, untuk memperkuat fungsi kelembagaan sekaligus dapat meningkatkan kerja sama multilateral.

Eurasia bisa menjadi pintu masuk bagi Indonesia dalam melakukan diplomasi dagang. Misalnya, soal kelapa sawit saat ini ada kampanye negatif soal palm oil yang diinsiasi oleh beberapa negara Eropa.

"Diplomasi parlemen adalah salah satu cara untuk bisa berkomunikasi dengan negara lainnya, karena sebagian besar negara-negara di kawasan ini berbasis parlementer," ujarnya.

Fadli Zon menjelaskan, kerja sama Eurasia belum menukik pada kerja sama ekonomi, namun yang menjadi dasar penting sudah cukup bagus yaitu semangat menjalin perdamaian dan saling menghormati antarnegara.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019