Kegiatan ini kami laksanakan untuk meramaikan dan mengenalkan potensi wisata yang ada di Kabupaten Sleman
Sleman (ANTARA) - Puluhan mobil kuno mengikuti reli wisata yang diselenggarakan Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu.

Reli wisata dimulai dari Lapangan Pemda Sleman yang secara simbolis dibuka dengan pengibaran bendera start oleh Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun.

Ketua PPMKI DIY Suci Teguh mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh anggota di wilayah DIY saja, namun tercatat sekitar 60 mobil baik dari DIY maupun luar daerah mengikuti wisata rally ini.

"Peserta ada dari datang Jakarta, Solo, Ponorogo, Temanggung, Magelang, Purworejo dan Kutoarjo," katanya.

Menurut dia, dalam kegiatan ini kategori peserta dibagi menjadi tiga, yaitu mobil kuno, retro dan mobil baru.

Dari Lapangan Pemda Sleman, para peserta tersebut menuju lokasi Desa Wisata Gamplong di Moyudan dan finish di Jogja Airport Resto.

"Kegiatan ini kami laksanakan untuk meramaikan dan mengenalkan potensi wisata yang ada di Kabupaten Sleman," katanya.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menyambut baik kegiatan tersebut sebagai upaya mempromosikan potensi wisata salah satunya desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman.

Menurut dia, di Kabupaten Sleman saat ini terdapat 47 desa wisata dengan 36 desa wisata dengan kategori tumbuh, berkembang dan mandiri.

"Sedangkan 11 desa wisata lainnya merupakan desa wisata rintisan," katanya.

Ia mengatakan, dengan adanya wisata reli mobil kuno ini masyarakat Sleman juga mendapatkan hiburan yang edukatif. Mengingat mobil kuno atau klasik memiliki nilai keindahan dan orisinilitas yang tinggi.

"Reli mobil kuno dapat menjadi pembelajaran tentang kecintaan, ketekunan dan ketelatenan merawat suatu benda," katanya.

Sebelum start, Wakil Bupati Sleman bersama para peserta reli juga mengkampanyekan STOP penggunaan dan peredaran narkoba.

Hal ini untuk mengajak masyarakat menjauhi dan memerangi penyalahgunaan narkoba yang menjadi salah satu perusak generasi bangsa.
 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019