Bogor, (ANTARA News) - Evakuasi mayat korban jatuhnya pesawat Cassa milik TNI-AU ditunda karena terhalang kabut tebal, kata Wakil Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Madya I Gusti Made Oka di Kampung Pasir Gaok, Desa Cibitung, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), Sabtu. Helikopter yang akan membawa mayat korban tidak bisa mendarat di helipad utama yang dibuat di tebing di atas jurang sedalam 500 meter lokasi jatuhnya pesawat tersebut, katanya. Saat ini seluruh korban sudah dimasukkan ke dalam kantong mayat dan berada di helipad utama. Selain helipad utama, sebuah helipad cadangan juga dibangun di atas hutan pinus yang bisa ditempuh selama dua jam jalan kaki menyusuri semak belukar. Di helipad cadangan tersebut, sebuah helikopter jenis Puma sudah siap siaga untuk mengevakuasi korban. Oka mengatakan, ada dua kemungkinan jalur evakuasi korban, yaitu jika cuaca cerah jenazah langsung diterbangkan dari helipad utama menuju Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan jika cuaca buruk, jenazah akan diturunkan melalui darat menuju ke helipad cadangan, untuk selanjutnya diterbangkan ke Jakarta. Keperluan logistik dan bahan bakar saat ini sudah tiba di posko Pasir Gaok. Salah satu petugas evakuasi, Praka Solihin mengatakan, dari 18 korban, 10 diantaranya masih utuh sedangkan sisanya terpotong di beberapa bagian tubuhnya. Sementara itu, seorang warga Desa Cibitung, Sanusi (20) mengatakan, ia mengetahui keberadaan mayat-mayat tersebut pada Jumat (27/6) sekitar pukul 15.00 WIB saat tengah mencari burung di dekat tebing. Sedangkan warga Kampung Pasir Gaok, Nasim mengatakan, dirinya turut mencari posisi jatuhnya pesawat, sesaat setelah ia mendengar kabar tentang jatuhnya pesawat milik TNI-AU tersebut. "Sekitar pukul 16.30 WIB saya nemuin bangka pesawat dan ada mayat di jurang. Saya lalu turun lagi dan lapor petugas di posko," kata dia. Pesawat Cassa N211-200 yang bermarkas di Skadron 4 Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh, Jawa Timur itu merupakan pesawat angkut ringan yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pemotretan dan survey udara. Pesawat bernomor registrasi A2106 pada Kamis (26/6) sekitar pukul 9.23 WIB berangkat dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma menuju Bogor dengan misi pelatihan terhadap penggunaan kamera digital udara yang baru. Namun pada pukul 11.10 WIB, pesawat hilang kontak dengan petugas menara pengawas di Lanud ATS Bogor.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008