Jakarta (ANTARA News) - Jurubicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa proses administrasi Piagam ASEAN di tingkat menteri terkait selesai dan sedang menanti waktu tepat untuk diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat. "Dokumen itu (Piagam ASEAN) sudah ditandatangani menteri terkait dan saya kira, penyerahannya tidak akan terlalu lama, hanya menanti penyampaian dari pemerintah ke DPR," kata Teuku Faizasyah di Jakarta pada Jumat. Sekalipun mengatakan bahwa dokumen itu akan diserahkan dalam waktu dekat, Faiza tidak menyebutkan waktu pasti. Pada temu puncak ke-13 ASEAN di Singapura, 10 negara anggota ASEAN sepakat segera mensahkan Piagam ASEAN sebelum temu puncak ke-14 ASEAN di Bangkok, Thailand, pada Desember 2008, guna memperkuat kerjasama antaranggota ASEAN. Namun, hingga pertengahan 2008, baru enam negara mensahkannya, yakni Singapura, Brunei Darusalam, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Kamboja. Dengan demikian, tinggal empat anggota lagi belum mensahkannya, yaitu Indonesia, Filipina, Thailand dan Myanmar. Kecuali Myanmar, ketiga negara lain adalah pendiri ASEAN. Sementara itu, pada Kamis, Direktur Informasi dan Komunikasi Publik Departemen Luar Negeri Umar Hadi mengatakan bahwa Piagam ASEAN tidak untuk menyelesaikan semua masalah, yang terjadi dan mungkin timbul, di kawasan Asia tenggara. "Piagam ASEAN mewajibkan kita melaksanakan secara efektif berbagai kesepakatan. Mulai tahun ini, kita perlu memasukan kerjasama dan kepentingan ASEAN dalam perencanaan pembangunan nasional," katanya. Piagam itu, tambah dia, menegaskan kembali tujuan ASEAN. Piagam itu membawa sejumlah perubahan mendasar bagi ASEAN dan negara anggotanya. Ia juga menilai masih terdapat peluang bagi Indonesia untuk memperbaiki penerapannya di dalam negeri dan memeperkuat kerjasama ASEAN melalui aturan, yang secara hukum mengikat. Menurut Umar Hadi, ASEAN sedang menyiapkan cetak biru politik-keamanan ASEAN, cetak biru masyarakat sosial-budaya ASEAN dan bersama masyarakat ekonomi ASEAN akan menjadi cetak biru bagi ASEAN menuju pembentukan masyarakat ASEAN pada 2015.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008