Jakarta (ANTARA News) - Sembilan museum di Jakarta memamerkan sejumlah koleksi peninggalan masa lampau yang selama ini belum diketahui publik dalam sebuah pameran bertajuk "Peninggalan Terpendam di Museum-Museum Provinsi DKI Jakarta". Pameran diikuti oleh Museum Bahari, Museum Joang`45, Museum Husni Thamrin, Monumen Nasional, Taman Arkeologi Pulau Onrust, Museum Sejarah Jakarta dan Museum Prasasti, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Tekstil, dan Museum Wayang. "Berbagai koleksi museum yang dipamerkan ini sangat layak untuk diekspos dan mendapat perhatian," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam acara pembukaan pameran yang berlangsung di Erasmus Huis, Jakarta, Jumat. Ia mengatakan pameran ini merupakan hasil sementara dari salah satu proyek kerja sama antara Tropenmuseum Amsterdam dan Dinas Kebudayaan & Permuseuman DKI Jakarta yang didukung oleh Kedutaan Besar Belanda dengan bantuan kotapraja Rotterdam. "Pameran ini juga untuk memajukan keberlangsungan museum-museum yang ada di Jakarta dan mewujudkan keinginan agar museum menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi," katanya. Pameran memperlihatkan kekayaan tersembunyi yang dimiliki oleh museum-museum di Jakarta. Setiap museum memilih obyek dengan koleksi dan obyek utama yang fungsi atau artinya belum diketahui seluruhnya. Kolektor pameran ini adalah Pim Westerkamp, kurator Tropenmuseum Asia Tenggara. Ia mengungkapkan benda yang dipilih merupakan koleksi yang paling menonjol, memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, selama ini tersembunyi (belum diketahui khalayak, red), dan memiliki hubungan erat dengan Kota Rotterdam. Beberapa koleksi yang dipamerkan diantaranya Barometer Vidi dari Museum Bahari, lukisan "Penari Topeng" dari Museum Seni Rupa dan Keramik, kain umbul-umbul dengan kaligrafi Arab dari Museum Tekstil, dan wayang-wayang revolusi dari Museum Wayang. Duta Besar Belanda Nikolaos van Dam dalam sambutannya mengatakan dasar kerja sama ini terjalin karena pentingnya pelestarian warisan budaya serta komitmen pemerintah Belanda untuk mendorong perkembangan seni dan budaya di dunia. Ia mengatakan Belanda melihat seni dan budaya sebagai bagian yang vital dalam kehidupan manusia. Bukan saja karena efek luar dari seni itu seperti mempercantik lingkungan, tetapi sebagai pendorong ekonomi dan pariwisata serta perbaikan citra negara juga dinilai penting.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008