Luwuk (ANTARA News) - Ribuan warga kota Luwuk (ibukota Kabupaten Banggai), Sulawesi Tengah, hari Jumat turun ke jalan melakukan demonstrasi untuk memprotes tindakan penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum anggota TNI terhadap seorang warga sipil setempat. Massa yang umumnya berasal dari Kelurahaan Ma`ahas dan sedang marah itu kemudian memblokir ruas jalan yang menghubungkan pusat kota dengan Kantor Bupati dan Bandara Bubung menggunakan batu besar dan potongan kayu. Mereka juga membakar ban bekas di tengah badan jalan, sehingga arus lalu-lintas sempat macet total selama beberapa jam. Aksi penutupan jalan itu sendiri sebetulnya sudah dilakukan sebagian warga setempat sejak Jumat dini hari dan memuncak pada paginya. Jalan poros di Kelurahan Ma`ahas yang juga menghubungkan kota Luwuk dengan sentra pangan Daratan Toili itu sendiri baru berhasil dibuka sekitar pukul 09:00 Wita. Pario, salah seorang tokoh pemuda setempat, mengatakan aksi penutupan sejumlah ruas jalan yang dilakukan oleh massa rakyat itu sebagai bentuk protes atas tindakan penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum anggota TNI dari Batalyon 714/Sintuwu Maroso Poso yang sedang berugas di Kabupaten Banggai terhadap Ucok (28), warga Ma`ahas. "Kejadian penganiayaan itu terjadi Kamis tengah malam (12/6) pada sebuah kafe di obyek wisata Pantai Kilolima, dan beredar khabar kalau insiden itu karena adanya `pesanan` dari seorang anggota DPRD Kabupaten Banggai," kata dia. Masih, menurut Pario, berdasarkan cerita sejumlah saksi mata, sebelum kejadian berlangsung beberapa pemuda asal Ma`ahas sempat menegur AH, oknum anggota dewan dari Fraksi Partai Golkar, yang datang di kafe tersebut menggunakan mobil dinas dalam kondisi mabuk. "Kemungkinan karena merasa tersinggung, sehingga dia kemudian menghubungi teman-temannya yang anggota TNI untuk meminta bantuan," katanya. Tak lama berselang, lanjut Pario, tiba-tiba muncul beberapa oknum anggota TNI dan mencari Ucok (salah seorang di antara sejumlah pemuda Ma`ahas yang menegur AH di Kafe), lalu melakukan pengeroyokan. Korban Ucok sendiri mengalami memar cukup serius di sekujur tubuhnya. Karena aksi massa yang cukup besar ini sudah menggangu jalanannya roda pemerintahan dan perekonomian, Bupati Banggai Makmun Amir didampingi Komandan Kodim Letkol Inf Syarif Hidayatullah, Kepala Pos Polisi Militer Letda Sunarto, dan Kapuskodal Ops Polres Banggai Tatang Tarsono kemudian mendatangi lokasi kejadian, meminta massa menghentikan tindakan mereka. Permintaan awal dari bupati ini tidak diindahkan, sebab massa bersikeras tetap memblokir ruas jalan, sebelum adanya kepastian semua oknum anggota TNI serta oknum anggota dewan yang terlibat dalam peristiwa itu menjalani proses hukum. Para pejabat di daerah ini pun terus mendekati sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda setempat untuk melakukan dialog, namun upaya negoasiasi di rumah salah seorang warga ini baru membuahkan hasil sekitar satu jam kemudian. Sebelumnya, dalam pertemuan itu, Komandan Kodim Luwuk-Banggai, Letkol Syarif Hidayatullah, berjanji akan mencari semua oknum anggota TNI yang dituduh telah melakukan tindakan kekerasan terhadap warga sipil, kemudian menyerahkannya ke proses hukum melalui Pos Polisi Militer setempat. "Saya akan cari semua pelaku penganiayaan dan proses hukumnya akan dilakukan Polisi Militer dan Komandan Batalyon mereka," tegasnya. Kepala Pos Polisi Militer Luwuk-Banggai, Letda Sunarto, menambahkan pihaknya siap memproses semua oknum TNI yang terlibat dalam penganiayaan itu, setelah menyerahkan diri atau dilakukan penangkapan. Terkait dengan oknum anggota dewan, AH, dalam peristiwa itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Banggai, Basri Sono, menyatakan pihaknya menyerahkan penanganannya kepada Polres setempat. "Kami serahkan sepenuhnya masalah ini kepada polisi. Biarlah mereka yang mengusut dugaan keterlibatan oknum anggota dewan dalam peristiwa itu," kata wakil rakyat dari Partai Amanat Nasional tersebut. Bupati Ma'mun Amir pada kesempatan itu berharap instansi terkait untuk merespon keinginan massa rakyat di daerahnya, dengan sesegera mungkin mengusut semua oknum yang terlibat dalam peristiwa Kilolima. Sekalipun para pejabat di daerah itu telah memberikan harapan segera melakukan proses hukum terhadap semua oknum yang terlibat dalam insiden tersebut, namun sejumlah tokoh pemuda Ma`ahas menyatakan mereka akan terus mengawal jalannya pemeriksaan sampai di pengadilan. Usai dialog tersebut, massa kemudian membubarkan diri dan ruas-ruas jalan diblokir tersebut segera dibersihkan aparat keamanan. Sementara itu, AH yang merupakan Ketua Komisi B (Perekonomian) DPRD Banggai ketika dikonfirmasikan kejadian ini di kantornya tidak berada di tempat. "Dia belum terlihat sejak pagi," tutur Ibrahim Darise, teman sekerjanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008