Tolitoli (ANTARA News) - Lebih 20 rumah penduduk mengalami kerusakan akibat hantaman angin puting beliung di dua tempat terpisah dalam wilayah Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Kamis. Pantauan ANTARA di Tolitoli, hantaman angin puting beliung pertama terjadi sekitar pukul 14:00 Wita di Kampung Buol, Kelurahan Panasakan (Tolitoli Kota), mengakibatkan 16 rumah penduduk rusak total, berat, dan ringan. Menyusul 10 menit kemudian terjadi di desa Kalangkangan, Kecamatan Galang (sekitar 8km arah utara kota Tolitoli), mengakibatkan sedikitnya lima rumah penduduk rusak berat dan ringan. Tidak ada korban jiwa dalam dua peristiwa beruntun ini, namun kerugian materil ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Sementara itu, semua korban yang tempat tinggalnya rusak dihajar angin berputar-putar itu kini mengungsi sementara di rumah tetangga dan sanak keluarga, namun sebagian di antaranya mulai memperbaiki bagian atap rumahnya yang rusak. Muhammad Jufri Mannan, salah seorang korban angin puting beliung yang tinggal di Jln Tadulako I, Kampung Buol, menceritakan sesaat sebelum kejadian banyak tetangga berteriak melihat kepulan angin hitam panjang dengan diamater sekitar satu meter berputar-putar dari arah utara. "Penduduk setempat juga melihat atap rumah penduduk mulai beterbangan, sehingga mereka mulai berlarian menyematkan diri," kata dia. Jufri beserta anggota keluarganya yang saat kejadian masih berada di dalam rumahnya, segera menyelematkan anak-anaknya dengan berlarian menjauhi pusar angin tersebut. "Hanya dalam tempo beberapa detik saja, atap rumah saya (terbuat dari seng) langsung copot," katanya. Sementara itu, para korban angin puting beliung di Kampung Buol yang mencapai 24 kepala keluarga itu kini berusaha menyelamatkan barang-barang di dalam rumahnya yang sudah beratapkan langit, sebab hujan deras kembali mengguyur kota Tolitoli. Banyak penduduk setempat juga mengkhawatirkan terjadi musibah banjir susulan, sebab awan hitam tebal kini menutupi langit "Kota Cengkih" tersebut disertai guyuran hujan lebat. Apalagi pemukiman penduduk di Kampung Buol berada di dataran paling rendah dan sangat dekat dengan muara Sungai Tuweley. Dikonfirmasi di sela meninjau lokasi bencana di Kampung Buol, Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Kabupaten Tolitoli, Amiruddin H. Nua, mengatakan total rumah penduduk yang rusak akibat hantaman angin puting beliung di desa Kalangkangan dan Kampung Buol mencapai 21 unit. "Tingkat kerusakannya bervariasi, mulai dari rusak total, berat, dan ringan. Tapi sebagian besar masih bisa diperbaiki kembali, sebab hanya bagian atap yang terbawa angin," katanya, dan menambahkan bangunan rumah yang rusak itu jenis permanen, semi permanen, dan darurat. Amir (panggilan akrab Amuruddin H. Nua) yang juga menjabat Sekkab Tolitoli ini mengatakan, pihaknya segera menggelar rapat darurat dengan melibatkan semua pimpinan instansi terkait, guna keperluan penanganan bagi para korban bencana angin puting beliung. "Saya segera menggelar rapat darurat untuk membantu para korban. Tapi kemungkinan yang secepatnya disalurkan pemerintah daerah adalah bantuan makanan dan bahan bangunan untuk dipergunakan memperbaiki tempat tinggal mereka," katanya. Ia juga mengatakan, pihaknya sejak Rabu (11/6) telah mendirikan beberapa Posko Kesehatan dan Dapur Umum untuk membantu meringankan beban hidup para korban banjir bandang di dalam dan pinggiran kota Tolitoli. Posko itu diadakan pada beberapa titik lokasi yang paling parah direndam banjir, guna mendekatkan para korban memperoleh bantuan. Kota Tolitoli dan sekitarnya pada Selasa sore hingga Rabu dini hari dilanda banjir bandang, dengan mengakibatkan ribuan rumah penduduk dan fasilitas umum terendam air hingga setinggi tiga meter. Kawasan-kawasan yang terendam banjir paling parah, antara lain pemukiman penduduk di sepanjang bantaran Sungai Tuweley (Kelurahan Tuweley) yang membelah dua kota Tolitoli, sebagian besar pemukiman penduduk Kelurahan Baru, dan pemukiman penduduk di Kampung Buol, Kelurahan Panasakan. Banjir bandang ini sempat memaksa ribuan penduduk dalam kota mengungsi ke sejumlah teman aman, namun sejak Rabu pagi bersamaanya dengan surutnya air banjir mereka sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Hingga saat ini, sebagian besar dari penduduk kota Tolitoli yang mencapai lebih 50.000 jiwa masih sibuk membenahi rumah mereka, akibat bagian lantai bangunan dan pekarangan terendam lumpur hingga setinggi mata kaki. Juga, barang-barang dan perabot di dalam rumah mereka basah dengan air kotor. Menurut Amir, pihaknya sedang menginvetarisir jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat musibah bencana alam beruntun tersebut, namun perkirakaan kerugian sementara mencapai sedikitnya Rp3 miliar, sebab selain cukup banyak rumah penduduk dan fasilitas kantor mengalami kerusakan, juga sekitar empat kilometer ruas jalan di berbagai tempat tertimbun tanah longsor.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008