Boyolali (ANTARA) - Ketua Dewan Pembina Asosiasi Kepala Desa Indonesia (Apdesi), Budiman Sudjatmiko menyebutkan peresmian pabrik otomotif PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) oleh Presiden Joko Widodo, disambut baik sejumlah desa di Indonesia.

"Mobil niaga Esemka akan mencukupi produk-produk pertanian di desa-desa, dan sudah ada 60 unit pesanan dari sejumlah desa di Bengkulu dan Kalimantan, " kata Budiman Sudjatmiko, saat menghadiri acara Peresmian pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Desa Demangan Kecamatan Sambi Boyolali, Jumat.

Pada acara peresmian pabrik otomotif karya anak bangsa PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, didampingi Direktur Utama PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka), Edi Wirajaya, sejumlah menteri antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto,

Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Jaksa Agung HM Prasetyo, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin, dan Bupati Boyolali Seno Samodro.
.
Budiman mengatakan dengan diresmikan pabrik otomotif Esemka merupakan produk nasional tersebut sudah dijawab oleh desa sejumlah kabupaten di Indonesia, dan mereka siap membeli produk buatan anak bangsa itu.
Baca juga: Esemka meluncur, Jokowi: Ini pengembangan otomotif nasional
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan pabrik Esemka Boyolali

 
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) mengamati salah satu produk mobil keluaran pabrik mobil Esemka saat meresmikan pabrik mobil PT. Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Pabrik mobil Esemka dengan nilai investasi sebesar Rp600 miliar tersebut dapat memproduksi mobil mencapai 18 ribu unit per tahun atau 1.500 unit per bulan. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp.
 

Menurut dia, jika suatu pabrik Esemka saat komponen-komponen perlu dibangun bersama desa, maka bisa didorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengembangkan beberapa komponen yang dibutuhkan. Seperti, di China beberapa motor nasional negara itu, juga komponen-komponennya dibangun oleh industri rumah tangga atau desa.

"Kami ingin industri desa di Indonesia juga ikut terlibat dalam gerakan membangun Industri Esemka di Desa Demangan Boyolali ini. Desa modalnya ada dan mereka akan siap ikut kembangkan melalui investasi," kata Budiman.

Dengan diluncurkan mobil Esemka ini, kata dia, sebuah langkah yang baik, Namun, persoalannya bukan memproduksinya, tetapi pemasaran butuh kepercayaan dari konsumen Indonesia, dan percaya tidak dengan karya sendiri. Desa dari sejumlah provinsi di Indonesia sudah siap mempercayai dan siap untuk membelinya.

"Kami akan mendorong desa ikut melakukan investasi. Produk ini, suatu saat bisa melibatkan shareholder dari desa," katanya.

Dia mencontohkan desa-desa dari Bengkulu sudah memesan beberapa puluh unit dari mobil Esemka. Mereka lama-lama melalui BUMDes-nya bisa saja kemudian berinvestasi dengan pabrik di Boyolali ini. Desa akan menyambut produk ini.

Budiman juga sebagai Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia juga lagi mendorong pengembangan industri-industri berbasis teknologi secara mandiri. Artinya, dapat menciptakan industrialisasi desa soal apakah Esemka sebuah mobil dengan teknologi maju dapat dilihat perkembangannya.

"Namun, saya berharap suatu saat mimpinya itu, untuk disampaikan ke teman-teman desa ikut investasi untuk mengembangkan agar mobil ini, menjadi sesuai dengan standar teknologi yang dibutuhkan agar bisa bersaing di pasaran.

Jokowi jajal mobil pikap Esemka Bima



Menurut dia, pabrik otiomotif Esemka sekarang biar berjalan dahulu, desa ke depan siap penyambut dan bekerja sama sebagai konsumen maupun shareholder terutama untuk mobil niaganya.

"Kami berharap dengan diresmikan Esemka ini, dapat mengekspirasi pengusaha-pengusaha lain untuk membangunan teknologi mandiri seperti hardware untuk perangkat komputer mandiri. Negara China dan India sudah mulai mandiri kenapa Indonesia tidak," katanya.

Kendati demikian, pihaknya mendorong desa terlibat dalam penyiapakan proses produksi, bukan hanya sebagai pasar atau konsumen, tetapi juga bisa ikut tanam modal ke perusahaan seperti dengan berinvestasi.

 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019