Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), M. Nuh, di Galeri Fotografi Jurnalistik ANTARA (GFJA) Jakarta, Jumat malam,membuka Pameran Fotografi "Kilas Balik Reformasi" yang merupakan foto-foto kejadian pada hari-hari terakhir menjelang lahirnya Orde Reformasi, 21 Mei 1998. "Reformasi bukan sekedar perubahan, tetapi membentuk sesuatu yang baru dan lebih baik. Agar reformasi terwujud maka semua elemen baik itu masyarakat maupun pemerintah harus sama-sama berkomitmen untuk melakukan perubahan," katanya. "Kilas Balik Reformasi" adalah pameran foto jurnalistik karya pewarta foto Kantor Berita ANTARA dalam rangka memperingati 10 tahun Reformasi. Pameran ini menampilkan 46 karya foto koleksi Kantor Berita ANTARA dan 18 karya foto dari koleksi mahasiswa beserta memorabilia mahasiswa. Nuh mengatakan, tuntutan reformasi seperti pendidikan gratis untuk rakyat dan menangkap koruptor akan tercapai apabila seluruh elemen bangsa ini bersama-sama berusaha mewujudkannya. "Kalau toh sampai sekarang belum bisa memenuhi tuntutan sesuai ide awal, untuk itu ada syaratnya untuk mencapai reformasi. Rakyat ingin sejahtera, tapi komponen bangsa ini tidak mendukung ya tidak bisa. Kalau pemerintah ingin masyarakatnya sejahtera tapi masyarakatnya susah diatur juga tidak bisa reformasi terjadi," katanya. Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, Ahmad Mukhlis Yusuf, dalam sambutannya mengatakan bahwa pameran itu sekaligus merupakan "soft launching" Museum dan GFJA yang peresmiannya akan dilakukan pada 17 Agustus 2008. Ia mengatakan, galeri dan museum tersebut menggabungkan spirit sejarah dan konstruksi masa depan bangsa. Hal itu merupakan komitmen ANTARA untuk belajar dari masa lalu dan upaya merekonstruksi cita-cita. "Kami berharap tempat ini nantinya dapat menjadi oase, tempat berbagai inspirasi muncul," katanya. Sedangkan, Direktur GFJA, Oscar Motulloh, mengatakan bahwa pameran foto karya pewarta foto ANTARA itu merupakan bagian dari tugas pers khususnya pers visual sebagai kontrol sosial pada masyarakat. "Pewarta visual ini tidak semata-mata memanfaatkan kejadian dan tidak sekedar memotret, tapi juga sebagai kontrol sosial ke masyarakat karena pers juga bertanggung jawab terhadap kelanjutan dari proses reformasi itu sendiri," katanya. Pameran foto berlangsung 30 Mei hingga 30 Juni. Semua foto karya pewarta foto ANTARA merupakan rekaman kejadian perjuangan mahasiswa yang diambil pada 10 hari terakhir menjelang jatuhnya rezim Orde Baru. Sementara itu, memorabilia mahasiswa yang dipamerkan merupakan koleksi mahasiswa yang terlibat dalam berbagai aksi mendukung lahirnya reformasi. Koleksi tersebut terdiri atas jas almamater, poster-poster yang 10 tahun lalu digunakan dalam aksi demonstrasi, selongsong peluru, pin, foto-foto dokumentasi mahasiswa, dan undangan-undangan menghadiri rapat tertutup yang dilakukan mahasiswa sebelum aksi. LKBN ANTARA bertugas melakukan peliputan dan penyebarluasan informasi ke seluruh wilayah Indonesia dan dunia internasional. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008