Jakarta (ANTARA News) - Puluhan kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) akan menghadiri muhasabah nasional alim ulama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait peringatan se-abad kebangkitan nasional. Menurut Ketua Dewan Syuro DPP PKB pimpinan Muhaimin Iskandar, KHB Aziz Mansyur, di Jakarta, Senin petang, muhasabah nasional alim ulama PKB itu rencananya digelar pada Rabu (28/5) di Gedung PBNU, Kramat Raya, Jakarta. Dalam muhasabah atau forum evaluasi nasional alim ulama itu, ujarnya, akan dibahas dua hal pokok yakni, etika politik Islam serta peran ekonomi syariah dan konvensional dalam memecahkan berbagai masalah ekonomi rakyat. KH Aziz mengatakan, PKB sebagai alat perjuangan politik warga NU tidak boleh disibukkan hanya dengan urusannya sendiri seperti konflik internal. "Masalah internal tidak boleh menghalangi kita untuk berkhidmat kepada warga bangsa dan negara, terutama di saat rakyat menghadapi banyak masalah seperti sekarang ini," kata Aziz disela-sela persiapan muhasabah alim ulama, satu abad kebangkitan nasional itu. Selain para pakar yang diundang, katanya lagi, para kiai dalam muhasabah itu akan memberikan pandangan-pandangannya dalam memperteguh nilai-nilai Islam ahlussunah wal jamaah, yang mencerminkan etika politik akhlaqul karimah. Lebih jauh KH Aziz yang menggantikan Gus Dur dalam MLB PKB di Ancol Jakarta beberapa waktu lalu itu juga menyatakan, "Kami sebagai kader NU tentu tetap melakukan konsultasi dengan induk organisasi yang melahirkan PKB. Karena itulah mengapa acara ini digelar di Gedung PBNU". Para pembicara bidang politik yang akan hadir dalam acara itu adalah pakar politik UI Arbi Sanit, Guru besar UIN Syarif Hidayatullah KHB Syaifudin Amsir dan Ketua PBNUB Prof Said Agil Siraj. Sementara pembicara dibidang ekonomi akan hadir pakar ekonomi Islam Dr Syafii Antonio, Dewan ekonomi syariah KHB Ma`ruf Amin dan pakar ekonomi kerakyatan Prof Sri Edi Swasono. Sejumlah kiai NU yang akan hadir dalam perhelatan tersebut diantaranya KH Idris Marzuki (Lirboyo Kediri), KH Nurul Huda Jazuli (Kediri), KH Sulthon Abdul Hadi (Jombang), KHB Dimyati Rois (Kaliwungu Kendal), KH Mujib Ridwan (Jateng). Kiai lainnya adalah KH Muhtadin (Banten), KH Aziz Mangunjaya (Tasikmalaya), KH Jamal (Lampung), KHB Rahman (Lampung), KH Sanusi Baco (Sulsel) dan Tuan Guru H Hulaimi Umar (Lombok Tengah, NTB).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008