Jakarta (ANTARA News) - Sekjen DPP PPP Irgan Chairul Mahfiz mengatakan para elite politik telah mengabaikan etika berpolitik dan membenarkan segala macam cara termasuk beriklan yang bias asal tujuan tercapai. "Selain itu tiada henti isu dan tuduhan penuh fitnah saling dilancarkan termasuk memanfaatkan kenaikan BBM sebagai isu politik bagi kepentingan pribadi," kata Irgan melalui layanan pesan singkat (SMS) yang dikirimkan kepada Antara di Jakarta, Minggu. Konflik elite menjadi kontraproduktif jika konflik yang terjadi sudah mengarah pada konspirasi melalui praktik tak bermoral, katanya. Bagaimanapun, kata Irgan, untuk menyelesaikan krisis, tidak diperlukan intrik dan tipu daya tetapi kerja sama, saling pengertian, dan tanggung jawab. Irgan mengatakan krisis multidimensi bangsa ini berawal dari krisis etika para elite politik yang berdampak pada keterpurukan bangsa. Etika dan kekuasaan Krisis kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain karena persoalan etika dan perilaku kekuasaan, katanya. "Silang pendapat, konflik dan upaya saling menjatuhkan terus berlangsung di kalangan elite politik tanpa peduli dan menyadari bahwa seluruh rakyat sedang menderita," katanya. Munculnya sikap politisi yang saling caci maki merupakan bentuk dari miskinnya seni berkommunikasi para pemimpin, kata Irgan. "Apabila elite politik gagal menetralisasikan ketidakserasian kepribadian dan gaya mereka dengan menjunjung tinggi etika politik maka sukarlah bagi bangsa ini untuk kembali bangkit," katanya. Elite politik, kata Irgan, terperosok pada sikap manipulasi opini publik. Ia mengatakan memanipulasi opini publik tanpa kejujuran adalah tindakan korupsi politik. "Tindakan ini membawa ongkos politik yang tidak kalah mahal dengan konflik kekerasan dalam masyarakat," katanya. "Sikap politik caci maki dan saling menjatuhkan harus diakhiri dengan sikap yang santun, bermoral dan beretika," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008