Srinagar, India (ANTARA News) - Kelompok gerilyawan Islam melancarkan pemogokan umum di ibukota musim panas Kashmir India, Srinagar Sabtu untuk memprotes kunjungan Presiden India ke daerah yang dilanda pemberontak itu. Tempat-tempat bisnis tutup dan sekolah-sekolah serta perguruan-perguruan tinggi mengumumkan hari itu hari libur sesuai yang diserukan sayap garis keras aliansi Konferensi Hurriyat. Pemogokan itu untuk memprotes kunjungan Presiden Pratibha Patil, juga didukung kelompok gerilyawan Islam yang kuat Hizbul Mujahidin, yang memerangi kekuasan New Delhi atas satu-satunya negara bagian India yang berpenduduk mayoritas Muslim. Lalulintas juga sepi di Srinagar, pusat daerah kota dari aksi pemisahan diri di Kashmir yang dikuasai India. Tentara India yang didukung polisi mengumumkan beberapa daerah kota itu "terlarang "untuk warga sipil untuk menjamin keamanan Patil selama kunjungan itu. Patil, yang presiden terpilih wanita pertama India tahun lalu, tiba di Srinagar, Jumat untuk kunjungan resmi empat hari ke wilayah yang berbatasan dengan Pakistan itu. Pada hari Jumat ia memperingatkan bahwa India akan membalas "dengan tegas dan keras" terhadap pelanggaran atas perbatasan yang dijaga ketat militer," kata Patil dalam pidato di hadapan tentara di sebuah kamp di kota Baramulla, 55 km utara Srinagar. Peringatan Patil itu, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata India itu diucapkan setelah pos-pos depan India ditembaki dari seberang Garis Kontrol (LoC) tiga kali bulan ini. Dalam satu insiden, seorang tentara India tewas. Garis gencatan senjata LoC memisahkan Kashmir yang dikuasai India dengan yang dikuasai Pakistan. Kedua negara terlibat dua dari tiga perang mereka di wilayah Kashmir. Pemberontakan itu menewaskan lebih dari 43.000 orang menurut data resmi. Awal pekan ini, Menlu India Pranab Singh melakukan perundingan dengan Presiden Paksitan Pervez Musharraf di Islamabad, dengan kedua negara itu menyatakan optimisme mereka menyangkut proses perdamaian empat tahun yang berjalan lambat itu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008