Depok, (ANTARA News) - Pakar otomotif dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Bambang Sugiarto, M.Eng mengatakan penyebab borosnya penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) karena perilaku mengemudi yang salah. "Sebanyak 20 persen pemborosan BBM karena perilaku mengemudi," kata Bambang. Dia ditemui disela-sela acara Kontes Robot Indonesia (KCI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KCRI) 2008 di Balairung UI, Depok, Sabtu. Menurut dia, prilaku disiplin para pengemudi di Indonesia terutama di DKI Jakarta sangat rendah. "Mereka jalan seenaknya ke kiri ke kanan dan menginjak gas dan rem yang terlalu sering sehingga memboroskan BBM," jelasnya. Begitu juga para pengemudi jika sudah berada di jalan bebas hambatan (tol), banyak yang tidak menaati aturan sehingga lebih boros BBM. Selain perilaku mengemudi, kondisi jalan yang rusak memberi kontribusi 15 persen untuk pemborosan BBM, dan kurangnya penggunaan pemanfaatan teknologi untuk menghemat bahan bakar memberi kontribusi 10 persen. Kondisi jalan yang rusak, kata Bambang, juga menjadi pemicu borosnya penggunaan BBM. "Banyak para pengemudi yang mengerem dan menancap gas kembali, sehingga pengeluaran bensin menjadi lebih banyak dari biasanya," ujarnya. Ia mengatakan banyak jalan rusak yang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah, padahal ini penting untuk menghindari kecelakaan dan mengurangi pemborosan BBM. Sebagian besar prilaku mengemudi yang buruk tersebut dilakukan oleh transportasi publik, jelasnya. Penggunaan alat penghemat bahan bakar juga masih sedikit, seperti menggunakan zat aditif dan magnet pemanas mesin. Ia mengharapkan semua pihak mulai dari para pemimpin menyadari pemborosan pemakaian BBM yang disebabkan perilaku pengemudi. "Perlu penyadaran terus-menerus agar para sopir bisa lebih efisien dalam menggunaan BBM," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008