Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI Perjuangan Sabam Sirait mengimbau pemerintah jangan malu membatalkan rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) karena pada dasarnya mayoritas rakyat tidak menghendaki kenaikan harga itu. "Banyak rakyat sesungguhnya menolak rencana kenaikan harga BBM. Kehidupan mereka sudah susah. Karenanya pemerintah tidak usah malu membatalkan rencananya," kata Sabam di Jakarta, Senin. Sabam mengatakan baik pihak oposisi maupun pemerintah pada dasarnya tidak menghendaki rakyat sengsara sehingga pembatalan rencana menaikkan harga BBM tidak akan membuat malu pemerintah. "Pemerintah tidak akan dianggap menjilat ludah sendiri karena pembatalan rencana itu merupakan jalan terbaik buat rakyat. Jadi sudahlah jangan malu-malu," katanya seraya menambahkan bahwa PDI Perjuangan pun tidak akan mempersoalkannya. Ia mengatakan masih ada cukup waktu untuk mencari solusi atas masalah kenaikan harga minyak dunia. Tutup celah-celah korupsi atau pilih alternatif non kenaikan BBM Menurut Sabam, masih banyak opsi untuk menutup defisit akibat pembengkakan subsidi BBM itu antara lain melakukan penghematan ongkos produksi minyak nasional dan menutup celah-celah korupsinya. Selain itu, katanya, masih bisa ditempuh penghematan dengan memangkas anggaran di lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif khususnya belanja barang. "Penghematan-penghematan itu cukup menutup kenaikan harga BBM," katanya. Ia yakin pemerintah tentu pandai berhitung dan melakukan langkah penghematan secara baik. Solusi menghapus pembayaran utang luar negeri berikut cicilan yang mencapai 30 persen dari APBN juga patut dipertimbangkan pemerintah, katanya. "Seperti Argentina dan negara lainnya, kita terlalu lama dibodohi dalam hal utang. Angsuran untuk bayar bunga dan pokok sampai 30 persen dari APBN kita. Kalau kita bisa bernegosiasi, utang bisa dihapuskan saja," katanya. Pada bagian lain, Sabam mengatakan sudah saatnya bangsa ini tidak lagi mempercayai berbagai alternatif solusi yang ditawarkan Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Bank Dunia. "Kita jangan tergantung IMF dan Bank Dunia," katanya. Ia meyakini rencana menaikkan harga BBM itu antara lain juga karena saran IMF maupun Bank Dunia kepada pemerintah padahal seharusnya pemerintah lebih percaya pada rakyatnya sendiri dengan alternatif-alternatif di luar menaikkan harga BBM.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008