Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, sebanyak 91,8 persen biaya kilang pengolahan minyak mentah menjadi bahan bakar minyak (BBM) ditentukan harga minyak dunia. "Hanya 8,2 persen yang berada di bawah kontrol Pertamina," kata Dirut Pertamina Ari H Soemarno usai rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis. Dengan ketergantungan yang begitu tinggi pada harga minyak dunia tersebut, lanjutnya, kalaupun kilang Pertamina tidak mengambil keuntungan sepeser pun maka harga BBM-nya akan tetap tinggi. "Kalau dihitung, maka harga dasar BBM-nya sekarang ini sudah Rp8.000-an," ujarnya. Ia menambahkan, pihaknya terus melakukan efisiensi biaya kilang. Hanya saja, karena harga minyak dunia yang tinggi membuat biaya kilang juga menjadi tinggi. "Jadi, jangan salahkan Pertamina," katanya. Menurut Ari, komposisi biaya kilang yang didominasi harga minyak dunia tersebut sama saja baik minyak mentah yang dibeli dari produsen dalam negeri ataupun impor. Sebab, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) juga berdasarkan pasar internasional yang pada Mei 2008 ini sudah mencapai 109 dolar AS per barel. Demikian pula, dengan harga yang ditentukan harga minyak dunia, maka tidak ada perbedaan jika membeli langsung dari produsen minyak atau melalui perantara.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008