Medan (ANTARA) - PT Asuransi Astra mengincar pertumbuhan pendapatan hanya sekitar lima persen sampai akhir tahun, menyusul turunnya pasar otomotif di Indonesia.

“GWP mungkin akan sedikit lebih rendah dari pencapaian semester pertama,” kata CEO PT Asuransi Astra Rudy Chen pada media gathering dengan media nasional di Medan, Sumatera Utara, Rabu.

Pada semester I 2019, lanjut dia, total pendapatan GWP tumbuh 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018.

Meskipun pasar mobil turun 13 pada semester I 2019 yang mempengaruhi penurunan pendapatan Asuransi Astra, namun pendapatan dari premi asuransi sepeda motor tumbuh seiring pasar kendaraan roda dua nasional yang tetap tumbuh positif.

“Sehingga untuk (pendapatan GWP dari) otomotif kami tumbuh sekitar 7-8 persen pada semester I,” kata Rudy.

Selain itu, pertumbuhan semester pertama juga ditopang oleh pendapatan dari premi asuransi kesehatan dan komersial yang tumbuh double digit.

Namun pada semester II, Rudy memprediksi pertumbuhan pendapatan tidak sebesar semester I karena ia menilai pasar otomotif masih stagnan bahkan cenderung turun seperti prediksi Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia).

“Pasar roda empat, orang masih ‘wait and see’,” kata Rudy. Apalagi, lanjutnya, Gaikindo memprediksi pasar mobil 2019 akan lebih rendah dibanding 2018.

“Kalau secara full year kita optimis (pendapatan GWP) akan lebih baik dari 2018,” ujar Rudy.

Tahun 2018 pendapatan Asuransi Astra menembus angka Rp3,78 premi tahun dan tahun ini diprediksi tumbuh sekitar lima persen.

“Ya sekitar Rp3,9 triliun atau Rp4 triliun lah,” ujar Rudy ketika ditanya tentang angka perkiraan pendapatan sampai akhir tahun 2019.

Baca juga: Asuransi Astra tumbuh 10 persen semester I, meski pasar otomotif turun

Baca juga: Astra ajak komunitas otomotif belajar asuransi dan aman berlalu lintas

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019