Jakarta (ANTARA News) - Semakin tingginya harga minyak dunia yang telah menembus angka 120 AS dolar per barel saat ini akan membuat mobil kompak dan serbaguna (MPV) yang hemat bahan bakar, murah suku cadang, dan perawatan menjadi tren di Asia. Menurut konsultan dari Frost and Sullivan Asia Pasifik, Kavan Mukhtyar, di Jakarta, Selasa, perkembangan otomotif 2008 secara global akan terpengaruh oleh kenaikan harga minyak dunia yang sudah berada di atas 120 AS dolar per barel dan bahkan diperkirakan dapat mencapai 200 AS dolar per barel pada lima tahun ke depan. Dia mengatakan industri otomotif akan semakin memperhitungkan biaya suku cadang, biaya harga jual kembali kendaraan, biaya bahan bakar, dan biaya kendaraannya sendiri. Oleh karena itu, sangat wajar jika mobil kompak dan MPV yang hemat bahan bakar menjadi pilihan produksi. Lebih lanjut, dia mengatakan, persaingan industri otomotif akan semakin ketat, dimana produsen akan mencoba menciptakan kendaraan dengan biaya produksi tidak terlalu tinggi namun menambahkan fitur-fitur dan model yang menarik pada kendaraan. "Dengan harga yang sama perusahaan akan bersaing memberikan fitur baru yang menarik, seperti fitur keselamatan, sistem navigasi, power window, power steering. Dan purna jual akan semakin diperbaiki," ujar dia. Namun menurut dia, penjualan mobil premium di Asia Tenggara juga tidak akan terlalu terpengaruh oleh kenaikan harga minyak dunia. Tetapi yang jelas produsen mobil premium akan semakin sering meluncurkan produk baru yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan. "Mereka juga akan mencoba menarik pasar dengan fitur-fitur yang menarik," ujar dia. Menurut perhitungan Frost and Sullivan, pada 2012 nanti penjualan otomotif di Indonesia dapat mencapai angka 680.000 unit per tahunnya. Dia memprediksi akan semakin besar penanaman modal asing, diikuti dengan kenaikan pendapatan per kapita sehingga meningkatkan daya beli. Sementara itu, dia mengatakan, penjualan otomotif di Negeri Jiran juga akan mengalami peningkatan dalam lima tahun kedepan mengingat 40 persen populasi Malaysia saat ini masih berada di usia 20 tahun. Tidak heran jika Malaysia dalam lima tahun ke depan akan menjadi pasar yang cukup besar untuk otomotif. "Malaysia lebih matang dari pada Indonesia dalam hal otomotif. Prediksinya pada 2012 nanti pertumbuhannya mencapai enam persen, sehingga mampu menjual 658.000 unit kendaraan," katanya. Namun, dia mengatakan, pertumbuhan otomotif di tahun 2008 Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan Malaysia. Menurut dia, yang menyelamatkan angka penjualan otomotif Malaysia adalah adanya tren program tukar tambah kendaraan oleh para produsen kendaraan. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008