Gorontalo (ANTARA News) - Dalam empat hari terakhir bahan bakar bensin dan solar di sejumlah wilayah di Gorontalo tiba-tiba "menghilang", menyusul adanya rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah pada Juni mendatang. Ribuan pedagang eceran di sepanjang jalan yang biasanya menjual bensin dengan harga Rp5.000 per botolnya, kini mendadak "gulung tikar" atau tak lagi tampak berjualan seperti biasanya. "Susah dapat bensin, makanya lebih baik tidak jualan dulu," kata Simin, salah seorang pedagang bensin eceran di Jalan Raja Eyato, Kota Gorontalo. Ia menambahkan, kalaupun ia berjualan bahan bakar tersebut, harganya akan dinaikkan menyusul kelangkaan yang kian marak dalam sepekan terakhir. Pedagang sembunyi-sembunyi layani pembeli Sementara itu, sejumlah pengecer bensin meski tak memajang dagangannya di depot tepi jalan, namun ada yang melayani pembeli dengan sembunyi-sembunyi jika harga yang ditawarkan cocok. "Sebenarnya bensinnya ada, tapi harganya mahal. Kalo saya jual delapan ribu rupiah per botol mau," tawar seorang pemilik depot bensin. Meski bensin masih bisa didapatkan di SPBU yang ada, namun bahan bakar tersebut biasanya habis pada siang hari dengan diwarnai antrian yang panjang. Untuk bahan bakar solar, para pembeli masih bisa mendapatkannya di SPBU namun stoknya sangat terbatas. "Pertamina saat ini hanya menjatahkan lima ribu kiloliter per hari di tiap SPBU. Padahal, sebelumnya bisa sampai 10 ribu kiloliter," tukas salah seorang petugas SPBU di Jalan Agus Salim Kota Gorontalo. Akibatnya, antrian panjang tak terelakkan dan bahan bakar tersebut habis dalam sekejap.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008