Kendari (ANTARA News) - Harga bensin eceran di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) capai Rp8.000/botol karena Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin di SPBU sudah mulai langka. Pantauan di Kendari, Senin, sejumlah penjual bensin pengecer yang sudah mulai menjamur di tiap sudut kota menawarkan kepada konsumen Rp8.000/botol. Harga tersebut dianggap masih lebih murah dibanding harus mengikuti antrian di SPBU hingga berjam-jam. Selain itu, antrian di sejumlah SPBU dalam Kota Kendari tampak semakin padat bahkan sebagian angkutan kendaraan dalam kota terpaksa tidak beroperasi hingga siang hari. Antrian tersebut terjadi karena pada Minggu (11/5) sejumlah SPBU dalam Kota Kendari tidak melayani konsumen dan antrian mulai berkurang ketika pasokan BBM dari Depo Pertamina Kendari ketiap SPBU sejak pukul 10:00 Wita mulai dilakukan. Namun, sejumlah pengecer di sekitar SPBU tetap menawarkan Rp8.000/botol, tetapi jika konsumen membelinya dua botol sekaligus hanya diberi harga Rp15.000. Salah seorang pengendara motor, Muis menyatakan sangat keberatan membeli bensin eceran di penjual pengecer karena selain jumlahnya tidak cukup satu liter juga harganya yang mahal. "Saya heran kok harga BBM belum naik harga bensin eceran sudah naik duluan," ujarnya. Pihaknya mengharapkan pemerintah daerah harus menertibkan penjual eceran tersebut karena merugikan orang lain yakni mengambil keuntungan dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan. Simpan BBM jelang naiknya harga Pihaknya juga menduga bahwa menjamurnya penjual bensin eceran, khususnya di sekitar SPBU karena sejak lama oknum-oknum tersebut sudah menampung BBM jenis bensin untuk diperjual-belikan menjelang naiknya harga BBM. Para pengecer biasanya menggunakan jerigen untuk membeli bensin di SPBU yang dibungkus dengan karung beras atau dos makanan ukuran besar dan menyiapkan sejumlah uang untuk diberikan kepada pegawai SPBU di luar harga bensin.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008