Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto didampingi jajaran pengurus partai menyerahkan berkas pendaftaran verifikasi partai politik ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), di Jakarta, Kamis. Setelah diterima anggota KPU Andi Nurpati dan menyerahkan dokumen secara simbolik, Wiranto mengatakan, partainya menyerahkan berkas pendaftaran ke KPU untuk dapat diverifikasi faktual. "Ini adalah suatu langkah sebagai partai politik mendaftar untuk verifikasi KPU. Kita sudah menyiapkan untuk diverifikasi faktual," katanya. Ia mengatakan dari 33 provinsi, Hanura telah melengkapi berkas kepengurusan di 30 provinsi. "Kita sudah melakukan persiapan matang," katanya. Sementara itu, selain Partai Hanura, sejumlah partai juga telah menyerahkan berkas pendaftaran yakni Partai Matahari Bangsa dan Partai Damai Sejahtera kubu Rahmat Manullang. PMB menyerahkan berkas sekitar pukul 11.30 yang diwakili jajaran pengurus partai, sementara ratusan pendukungnya menunggu di luar sambil menggelar atraksi kesenian rakyat. Sekretariat KPU mencatat, sudah ada 18 partai politik yang telah menyerahkan berkas pendaftaran, diantaranya yakni Partai Hanura, Partai Matahari Bangsa, Partai Republiku Indonesia, Partai Persatuan Daerah, Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai Peduli Rakyat Nasional, Partai Damai Sejahtera, dan Partai Penegak Demokrasi Indonesia. Selain itu, Partai Kerakyatan Nasional, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Bulan Bintang, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai Penegak Demokrasi Indonesia, dan Partai Amanat Rakyat. Diwarnai Kericuhan Proses penyerahan berkas pendaftaran peserta pemilu Partai Hanura ke KPU diwarnai kericuhan. Sekitar pukul 14.00 WIB massa Hanura mulai memasuki gedung KPU untuk ikut mendampingi Ketua Umum Partai Hanura Wiranto menyerahkan berkas pada pukul 14.50 WIB. Namun, setelah penyerahan berkas dilakukan, terjadi kericuhan. Saat Wiranto menuju ruang Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary, sejumlah wartawan terhalang masuk ke koridor yang menyambungkan antara ruang pendaftaran dengan ruang Ketua KPU. Sejumlah wartawan tidak dapat masuk karena pintu koridor dihalangi oleh beberapa orang yang mengatakan ruangan terlalu sesak. Akibatnya terjadi ketegangan antara kader Hanura dan wartawan yang hendak masuk dengan "penjaga" pintu koridor.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008