Jakarta (ANTARA News) - Sosok perempuan kerap dipandang penting dalam berbagai perannya di setiap sisi kehidupan manusia, sehingga tak heran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun memperlihatkan persepsinya tentang sosok perempuan Indonesia. Dalam sambutannya pada sebuah acara Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri beberapa waktu yang lalu, Presiden memandang perempuan sebagai salah satu sosok penting yang memegang peranan dalam keberhasilan pria pada sejumlah lini kehidupan. "Perempuan itu teliti, rajin dan kalau diajak korupsi pasti tidak mau," kata Presiden. Presiden menambahkan, perempuan memiliki sifat dasar kreatif atau dalam bahasanya Jawanya "ubet". Artinya memiliki kemampuan untuk mencari jalan agar kehidupan keluarganya dapat berlangsung dengan baik. "Perempuan selalu memiliki ide agar dapurnya terus mengepul. Di samping itu, sifat hemat dan gemar menanam serta tidak boros juga menjadi sifat yang positif," papar Yudhoyono. Tak heran peraih Nobel Muhamad Yunus dari Bangladesh yang mengembangkan pola pembiayaan usaha kecil, menurut Presiden, menempatkan perempuan sebagai kelompok yang mendorong kemajuan pola kredit bagi usaha kecil. "Saat saya mengundang Muhammad Yunus untuk memberikan pengalamannya, saya sempat bertanya apa resepnya berhasil mendorong usaha kecil. Dia bilang yang pertama turun ke lapangan melihat langsung dan yang kedua adalah libatkan kaum perempuan dalam program itu," paparnya. Budaya hemat yang dimiliki perempuan juga dapat dimanfaatkan untuk mengajak masyarakat hemat energi, dan dengan budaya gigih perempuan bisa ikut memperbaiki pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat. "Budaya hemat, bukan pelit, salah satu karakter perempuan. Itu bisa selesaikan persoalan energi, BBM, listrik, dan gas, peloporilah budaya hemat energi," katanya dalam kesempatan lain saat bertemu dengan 54 tokok perempuan Indonesia. Presiden percaya dengan kultur yang dimiliki perempuan dan pengaruh perempuan terhadap keluarga dan lingkungan sekitar dapat menjadi pelopor serta sumber inspirasi bagi semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama mengatasi berbagai permasalahan yang saat ini dihadapi oleh bangsa. "Dalam situasi seperti ini seharusnya kita bisa lebih kompak. Pemerintah akan terus berusaha untuk mencari solusi yang tepat mengatasi masalah ini," kata Yudhoyono. Tiga karakter dasar Diuraikan Presiden, bantuan kaum perempuan bisa dilakukan karena perempuan memiliki tiga karakter dasar yang sesuai dengan kebutuhan negara saat ini, yaitu budaya menanam, budaya hemat, dan budaya "ubet". Dengan tiga budaya itu sebagai contoh, kaum perempuan akan mampu mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan penanaman pohon dalam rangka pencegahan dampak perubahan iklim. Budaya hemat yang dimiliki perempuan juga dapat dimanfaatkan untuk mengajak masyarakat hemat energi, dan dengan budaya gigih perempuan bisa ikut memperbaiki pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat. (*)

Pewarta: Oleh Panca Hari Prabowo
Copyright © ANTARA 2008