Batusangkar,  (ANTARA) - Ikatan Keluarga Tanah Datar (IKTD) Lampung membantu anak usia tujuh tahun yang menderita hidrosefalus atau kepala membesar di Jorong Duek, Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

"Kami sangat prihatin dengan kondisi yang dialami Rizki. Kami akan menjadikan dia sebagai anak angkat IKTD Lampung dan membantu biaya rutin serta biaya BPJS yang menunggak," kata Ketua IKTD Lampung Merrywati di Batusangkar, Senin.

Ia mengatakan pertama kali mendengar berita seorang bocah penderita hidrosefalus itu dari Ketua TP PKK Tanah Datar Emi Irdinansyah. Kemudian diperkuat dengan postingan di media sosial.

Melihat kondisi tersebut, IKTD Lampung didampingi TP PKK Tanah Datar langsung mendatangi rumah bocah penderita hidrosefalus tersebut dengan memberikan bantuan berupa pengobatan. "Dengan memberikan biaya perawatan itu adalah bentuk kepedulian kami di rantau terhadap warga di Tanah Datar," ujarnya.

Sementara Emi Irdinansyah Tarmizi mengatakan sebagai ketua tim penggerak PKK di Tanah Datar dia merasa prihatin dengan penyakit hidrosefalus yang dialami Rizki.

Ia berharap dengan bantuan yang diberikan IKTD Lampung sekaligus pemilik Emersia Hotel tersebut mampu meringankan beban yang dialami Rizki dan keluarga. "Bantuan berupa biaya rutin dan pelunasan BPJS Kesehatan yang menunggak dari IKTD Lampung semoga bisa membantu keluarga dari biaya pengobatan Rizki," katanya.

Sementara orang tua Rizki, Sri, mengatakan pada awalnya anaknya terlahir sama seperti anak biasanya tanpa cacat sekalipun.

Kemudian berusia sekitar tujuh bulan dia membawa anaknya untuk penyuntikan imunisasi. Setelah disuntik itu ia mengaku kondisi anaknya langsung drop, lalu berangsur-angsur kepala anaknya mulai membesar sampai sebesar penanak nasi.

Setelah dilakukan berobat kampung tidak juga kunjung sembuh, dia membawa anaknya berobat ke dokter di Batusangkar, dan dokter menyarankan dioperasi di Rumah Sakit M. Djamil Kota Padang.

"Kemudian Rizki yang berusia sembilan bulan waktu itu berhasil dioperasi dengan pemasangan selang di kepalanya, dengan biaya pengobatan ditanggung dari Jamkesda," ujarnya.

Ia mengaku setelah operasi pertama tersebut, dokter menyarankan Rizki untuk harus dioperasi kembali yang jatuh tempo sekitar enam bulan yang lalu. Namun karena tidak ada biaya ditambah menunggak iuran BPJS Kesehatan, Rizki batal dioperasi.

Ia mengaku, untuk keperluan sehari saja merasa pas-pasan dan terkadang kurang. Dia bersama suami terpaksa bergantian pergi ke sawah karena kondisi Rizki yang tidak bisa ditinggal sendirian.*

Baca juga: Bupati Nunukan bantu penyembuhan bocah penderita hidrosefalus

Baca juga: Polwan Polrestabes Semarang kunjungi bocah penderita hidrosefalus

Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019