Kuala Lumpur (ANTARA News) - Para anggota parlemen Malaysia yang baru dipilih Senin diambil sumpah di gedung parlemen, setelah pemilihan umum 8 Maret mengubah peta politik negara itu. Pemilu memperlihatkan perolehan-perolehan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pihak oposisi, yang dipimpin bekas wakil perdana menteri Anwar Ibrahim, yang membentuk aliansi untuk menghadapi koalisi Barisan Nasionalnya Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi. Koalisi Abdullah telah memerintah Malaysia selama lebih kurang setengah abad sejak bekas koloni itu memperoleh kemerdekaan dari Inggris, tetapi hasil pemilu Maret lalu menunjukkan kemerosotan terparah Barisan Nasional dalam sejarah negeri itu. Oposisi aliansi Pakatan Rakyat mengklaim kemenangan lebih dari sepertiga jumlah kursi parlemen dan di lima negara bagian, dalam pemilu itu, yang menempatkan Abdullah dalam tekanan berat antara lain dengan munculnya seruan-seruan dari dalam partainya sendiri agar dia mundur. Abdullah adalah orang pertama yang akan dilantik di parlemen, kemudian disusul oleh wakilnya Najib Razak serta para menteri kabinet lainnya. "Saya, Abdullah Ahmad Badawi, terpilih sebagai anggota parlemen, bersumpah untuk melaksanakan dengan jujur tanggungjawab saya dengan sepenuh kemampuan saya. "Saya berjanji setia dengan setulus hati kepada Malaysia dan bersumpah untuk menjaga, melindungi dan mempertahanan konstitusi," kata Abdullah, yang mengenakan pakaian tradisonil Melayu hitam dan warna keemasan. Raja Tuanku Mizan Zainal Abidin kan membuka secara resmi sidang pertama parlemen yang beranggotakan 222 orang itu Selasa. Sembilan puluh sembilan anggota parlemen akan terdiri wajah-wajah baru sedangkan pihak oposisi akan diwakili 82 anggota parlemen, atau lebih dari empat kali lipat dibanding keanggotaan mereka pada parlemen sebelumnya. Anwar pekan lalu diperkirakan akan menjadi perdana menteri dalam tiga tahun mendatang, menorehkan jadwal pertama kehadirannya kembali di dunia politik. Karpal Singh, seorang anggota parlemen dari oposisi dari Partai Aksi Demokratik yang didominasi warga keturunan China mengatakan, parlemen baru akan berusaha melakukan perubahan-perubahan dengan hadirnya oposisi lebih kuat di sana. "Saya berharap lebih berwarna, banyak perdebatan lebih menarik dan persidangan-persidangan akan lebih berdaya karena jumlah anggota parlemen oposisi makin meningkat secara dramatis," ujarnya. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008