Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian bersama Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Gaikindo, Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII) dan Ikatan Alumni ITB (IA ITB) meningkatkan kemampuan insinyur dan desainer produk di bidang otomotif melalui program Apresiasi Product Development Indonesia (APDI) 2017.

"Seiring dengan tumbuhnya industri otomotif di Indonesia, Kemenperin dan PII ingin agar hal ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemampuan desainer dan insinyur Indonesia tidak saja dalam bidang proses produksi tetapi juga dalam bidang pengembangan produk," kata Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan melalui keterangan tertulis, Senin.

Ia mengatakan, misi program APDI 2017 adalah menjadi ajang apresiasi sekaligus menjadi pendorong meluasnya peran dan kontribusi desainer dan insinyur Indonesia.

"Diharapkan dari program ini menjadi katalisator pengembangan kemampuan desainer dan insinyur Indonesia untuk menjadikan Bangsa Indonesia menjadi Bangsa Pemenang di industri otomotif," ujar Putu.

Ketua Bidang Re-industrialisasi IA ITB sekaligus Ketua Panitia Pelaksana APDI 2017 Achmad Rizal mengatakan bahwa sangat penting dalam meningkatkan kemampuan product developer Indonesia, karena merekalah yang memberikan nilai tambah besar dari suatu komoditas.

Insinyur, menurut dia, menjadi komponen strategis dalam industri, oleh karena itu perlu diberikan rangsangan dan motivasi agar selain kemampuan meningkat, juga menambah jumlah generasi muda yang ingin menjadi insiyur.

"IA ITB percaya bahwa untuk menjadi Bangsa Pemenang, Indonesia harus disokong oleh industri yang bergerak di bidang teknologi dan manufaktur yang kuat serta yang didukung oleh jumlah insinyur yang memadai dan kemampuan yang handal," kata Achmad.

Putu menjelaskan, keinginan menjadikan industri otomotif Indonesia sebagai pusat produksi dan pengembangan produk dihadapkan dengan persaingan dengan India dan Thailand.

Data menunjukkan bahwa industri otomotif kedua negara sudah sampai pada pemenuhan ekspor dan pusat pengembangan produk. Sementara industri di Indonesia lebih pada pemenuhan kebutuhan domestik.

Sementara dalam bidang pengembangan produk hanya ada satu pusat pengembangan produk di Indonesia yang didirikan oleh perusahaan otomotif jika tidak segera didorong kemampuan di atas, dikhawatirkan insinyur Indonesia hanya akan jadi insinyur produksi alias tukang jahit dan suruhan dari insinyur dari India dan Thailand. 

Program APDI 2017 menjadi bagian dari aktivitas GIIAS 2017 serta GIIAS tahun-tahun berikutnya guna memberi ruang apresiasi bagi para desainer dan insinyur yang menghasilkan produk untuk kendaraan bermotor produksi dalam negeri.

Kegiatan APDI ini, hal yang dinilai adalah produk yang sudah dijual ke masyarakat umum di mana peserta menunjukkan bukti-bukti bahwa proses pengembangan produk dilakukan insinyur Indonesia.

Faktor penting yang akan dijadikan pertimbangan adalah besarnya area pengembangan produk, peran insinyur dan produk desainer Indonesia, ide, bentuk final dari komponen di dibuat serta respon dari konsumen.

Dari sisi pengembangan produk itu sendiri ada pembobotan untuk area pengembangan dimulai dari komponen plastik, komponen kelistrikan, komponen interior, komponen besi/baja, komponen chassis dan komponen motor serta transmisi.
 
Dua anggota Gaikindo yaitu PT Astra Daihatsu Motor dan PT Isuzu Astra Motor Indonesia mengikuti program ini. 

Panel penilaian dipimpin Dr. Sigit Santoso (PII), Yan Sibarang Tandiele (Direktur Industri Maritim, Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian) dan Dewa Yuniardi (PII)).

Tim Product Development ADM menjelaskan komponen New Ayla 1.2 sementara tim Product Development IAMI menjelaskan komponen truk Isuzu Elf NMR71 HD Harimau.

Semua itu dikembangkan oleh ADM dan IAMI bekerja sama dengan supplier-supplier yang ada di Indonesia.
Pewarta:
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017