Jakarta (ANTARANews) - Perang diskon harga mobil diperkirakan akan terjadi di ajang Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) yang akan berlangsung pada 11-21 Agustus 2016.

Pelaku bisnis otomotif, Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales Davy J Tuilan, di Jakarta, Selasa, memperkirakan perang diskon akan terjadi karena pasar mobi yang diperebutkan agen pemegang merek (APM) lebih kecil dari target masing-masing.

"Target 34 APM bila disatukan lebih besar dari (perkirakan) pasar mobil tahun ini," kata Davy yang juga pengurus Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) itu. Berdasarkan proyeksi Gaikindo, pasar mobil tahun ini hanya mencapai sekitar 1,05 juta unit, tumbuh tipis dibandingkan tahun lalu sebesar 1,02 juta unit.

Sementara target APM besar seperti Toyota Astra Motor (TAM), Honda Prospect Motor (HPM), Astra Daihatsu Motor (ADM) Krama Yudha Tiga Berlian Motor (Mitsubishi), Suzuki diperkirakan sudah mencapai lebih dari satu juta unit. Itu belum termasuk APM di bawah lima besar seperti Mazda, Isuzu, Kia, Hyundai, Mercedez Benz, BMW, dan lain-lain. 

Oleh karena itu, Davy memperkirakan akan semakin banyak diskon harga mobil, terutama di ajang GIIAS karena APM akan mengejar target masing-masing. GIIAS, menurut dia, akan jadi menjadi ajang penjualan yang efektif karena sebagian besar APM memotong budget mereka untuk roadshow produk baru agar efisien di tengah pasar yang mengecil. 

"Karena efisiensi, tidak ada yang berani launching sendiri, kecuali APM besar, sehingga manfaakan GIIAS," katanya.

Konsumen pun, menurut Davy, bakal menunggu untuk membeli mobil baru, karena pada ajang GIIAS mereka bisa melihat semua model baru. "Yang tadinya mau beli (Suzuki) Ertiga pun bisa jadi tunggu dulu, apalagi mendengar ada LCGC tujuh penumpang yang mau keluar," ujarnya. 

Oleh karena itu, kata dia, pada ajang GIIAS Suzuki telah menyiapkan strategi khusus untuk mendulang penjualan, antara lain melalui hadiah langsung dan DP (uang muka) yang bersaing. 

"Pasca GIIAS, saya yakin pasar akan terstimulasi. Apalagi nilai tukar rupiah kecenderung menguat, dolar stabil, amnesti pajak sudah masuk Rp1triliun, dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen. Saya yakin semester dua, akan ada pertumbuhan (penjualan mobil)," ujarnya.
Pewarta:
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016