Jakarta (ANTARA News) - Mobil Multi Activity Vehicle (MAV) milik Toyota, All New Sienta, mulai Senin  secara resmi diproduksi massal di Pabrik II PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang, Jawa Barat, dengan tingkat kandungan lokal mencapai 80 persen.

Tingkat kandungan lokal tersebut menjadi yang tertinggi di tahap produksi massal perdana untuk sebuah model di Indonesia, mengingat All New Kijang Innova yang sudah memiliki kandungan lokal 85 persen pada produksinya 2015 lalu merupakan turunan dari Kijang generasi pertama yang hanya memiliki 19 persen kandungan lokal pada saat pertama kali diproduksi di Indonesia, 1977 silam.

Meski demikian tetap ada dorongan dari sejumlah pihak, termasuk pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian agar TMMIN bisa meningkatkan kandungan lokal hingga 100 persen untuk produksi Sienta di Indonesia sekaligus menjadi basis produksi untuk ekspor ke pasar global.

Presiden Direktur TMMIN Masahiro Nonami mengaku ia sendiri berharap pihaknya dapat menjadi basis ekspor serta 100 persen kandungan lokal, namun masih ada beberapa hal yang mengganjal harapan tersebut yakni daya saing komponen lokal akibat ketersediaan bahan baku dan atau bahan mentah seperti resin, baja dan karet sintetis.

"Saya sebagai Presdir TMMIN ingin sekali Indonesia menjadi basis ekspor serta 100 persen lokalisasi," kata Nonami dalam sesi konferensi pers di Pabrik II TMMIN Karawang, Senin.

"Namun demikian, satu hal yang harus dipahami jika kami ingin mengekspor produk kami ke luar negeri harus bersaing dengan produk-produk dari negara lain seperti Thailand dan Jepang," ujarnya menambahkan.

Menurut Nonami proses produksi pabrikan otomotif sekira 60-70 persen ongkosnya meliputi komponen yang dibeli dari pihak rekanan pemasok komponen, akan tetapi sebagian besar perusahaan pemasok komponen masih belum bisa sepenuhnya memproduksi sendiri bahan baku dan atau bahan mentah produk mereka.

"50 persen ongkos mereka sudah terpakai untuk membeli bahan baku atau bahan mentah. Resin misalnya, yang didatangkan dari Singapura dan Thailand sudah menambah ongkos logistik sekira lima persen, kemudian belum lagi ongkos pengiriman dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Karawang yang memakan waktu lima jam juga menambah biaya lain," kata Nonami.

Hal itu membuat daya saing pemasok komponen Indonesia sudah tertinggal dua persen dalam urusan harga jika dibandingkan Thailand.

Nonami mengingatkan keinginan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi sebuah merek otomotif tidak bisa hanya datang dari niatan pabrikan semata, oleh karena itu dalam sambutannya ia sempat meminta bantuan kepada Menteri Perindustrian Saleh Husin yang turut menghadiri seremonial tersebut untuk meningkatkan kemampuan pasokan bahan baku dan atau bahan mentah.

"Saya sudah lima tahun di Indonesia dan yakin sepenuhnya Indonesia tidak kalah dari Thailand dalam hal kemampuan dan kualitas. Pada prinsipnya, kita semua harus bekerja beriringan secara bersama-sama untuk meningkatkan daya saing industri, bukan hanya bagi Toyota di Indonesia, tetapi seluruh produk otomotif yang diproduksi di Indonesia untuk skala global," pungkasnya.

Saat ini dari beberapa model Toyota yang diproduksi di Indonesia, Avanza memiliki tingkat kandungan lokal tertinggi yakni 90 persen, diikuti Kijang Innova 85 persen dan Sienta 80 persen. 

Sementara itu Fortuner teranyar berada di angka 75 persen kandungan lokal, sedangkan Vios, Yaris dan Etios Valco sama-sama memiliki tingkat kandungan lokal 60 persen.
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016