Jakarta (ANTARA News) - Ratusan orang bersiap menyantap hidangan berbuka puasa yang tersedia di Masjid Al Furqon milik produsen otomotif terkemuka Toyota Indonesia saat adzan magrib berkumandang.

Sebagian besar karyawan yang masih harus berada di kantor hingga senja, dapat langsung bergabung dan membatalkan puasa dengan makanan yang bisa langsung mengenyangkan perut tersebut.

Siapa sangka, ratusan hidangan itu nyatanya tidak secara resmi disediakan oleh perusahaan, melainkan inisiatif para pegawai yang bekerja di Kantor Pusat Toyota Indonesia Jalan Yos Sudarso, Sunter 2, Jakarta.

"Jadi, setiap pagi ada amplop cokelat besar yang keliling hampir di setiap lantai. Nah, uangnya itu untuk ifthar (perjamuan buka puasa). Kalau perusahaan hanya menyediakan roti," kata Ketua Badan Koordinasi Masjid Toyota (BKMT) Ari Syamsudin kepada Antaranews di Jakarta.

Setelah berbuka puasa, jamaah yang didominasi karyawan tersebut dapat melanjutkan ibadah shalat magrib hingga tarawih di tempat yang sama.

Masjid tersebut menjadi pusat ibadah para karyawan muslim Toyota. Sehingga Al-Furqon selalu disemarakkan oleh semua muslim yang shalat maupun mendalami Islam.

Buka puasa dan shalat tarawih berjamaah tersebut bukan satu-satunya kegiatan yang digelar saat Ramadhan di tempat ibadah perusahaan asal Jepang itu.

Sebagai koordinator 14 masjid milik Toyota di Indonesia, Ari menyampaikan bahwa BMKT mengakomodasi berbagai kegiatan selama bulan Ramadhan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan karyawan.

Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) atau sebutan untuk pengurus masjid yang tersebar di pabrik-pabrik milik Toyota, memberikan proposal kepada BKMT untuk mengajukan pendanaan atas kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan di masing-masing masjid selama Ramadhan.

"Dari sana kita lihat, bagaimana kegiatannya dan berapa yang dibutuhkan. Kita juga punya standar pendanaan untuk beberapa kegiatan. Tahun ini, kita mengeluarkan anggaran sebesar Rp485 juta untuk 14 masjid dan 2 otonom, yaitu Otonom Akhwat dan Otonom Driver, untuk mengakomodasi kegiatan Ramadhan mereka," ujar Ari.

Anggaran tersebut, kerap digunakan DKM untuk menggelar acara buka puasa bersama dan kajian rutin selama Bulan Ramadhan di masjid.

Selain itu, BKMT juga membagikan kalendar shalat dan buku saku doa harian kepada seluruh karyawan, untuk menunjang ibadah karyawan selama Bulan Ramadhan.

Seluruh kegiatan Ramadhan dinilai berjalan lancar dalam keberagaman 9.000 karyawan Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan 1.500 karyawan Toyota Astra Motor (TAM).

Meskipun 80 persen karyawan Toyota memeluk agama Islam, tetapi tingkat toleransi antarumat beragama yang ada di perusahaan tersebut juga amat tinggi.

"Di Toyota hal itu tidak menjadi friksi. Karena levelnya sudah tidak awam-awam banget. Kedua, karena kita mayoritas, jadi ya lumayan tertata lebih mudah," ungkap Ari.
 
Pentingnya masjid bagi Toyota Indonesia
Pada 1981, shalat Jumat pertama kali digelar di salah satu masjid milik Toyota Indonesia. Saat itu, seorang petinggi perusahaan berkebangsaan Jepang ingin menyaksikan sendiri, apakah kegiatan shalat Jumat dihadiri oleh minimum 40 jamaah seperti yang diwajibkan.

Iapun terkejut dan bahagia ternyata shalat jumat pertama di perusahaannya tersebut dihadiri lebih dari apa yang diwajibkan. Sehingga sejak saat itu, perusahaan berkomitmen memfasilitasi kegiatan ibadah karyawan di masjid-masjid yang dibangun.

"Perusahaan berkomitmen, jika ada satu pabrik dibangun, maka akan ada satu masjid juga yang akan dibangun," ungkap Ari.

Dalam membangun masjid, perusahaan bahkan mengacu pada beberapa masjid terkemuka, seperti masjid yang ada di Singapura, Masjid Baitul Ikhsan Bank Indonesia dan Masjid Al-Irsyad Kota Bandung yang didesain oleh sang Walikota Ridwan Kamil.

"Mulai dari pembangunan, kita desain mulai dari alur wudhu, bagaimana kakinya bisa kering sampai ke keset masjid, sehingga karpet tidak basah dan tidak mengeluarkan bau. Kami juga menyediakan papan informasi secara multimedia berupa televisi di beberapa sudut," papar Ari.

Selain itu, terdapat proyektor yang menggantung di langit-langit masjid, yang seketika bisa langsung menyorot layar yang ada di dekat mimbar ketika dibutuhkan menampilkan materi saat kajian-kajian keagamaan berlangsung.

Untuk itu, BKMT yang juga dibentuk sejak tahun 80-an tersebut, mengkoordinasi berbagai kegiatan yang ada di 14 masjid milik Toyota Indonesia tersebut.

"Mengapa perlu dikoordinasikan, karena pemahaman Islam di Indonesia itu banyak. Kalau tidak hati-hati, itu bisa jadi friksi di perusahaan. Sehingga perlu dikontrol dan seragam dalam menyampaikan informasi agama kepada umat," ungkapnya.

Dengan demikian, perusahaan berharap agar seluruh karyawan menganggap kerja adalah amanah dan sebagian dari ibadah yang perlu dijalankan dengan kejujuran dan sepenuh hat.

Sehingga, bukan hanya bagi perusahaan, keuntungan yang diraih juga mampu memberi berkah dan kesejahteraan bagi seluruh karyawan.

Oleh Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016