Jakarta (ANTARA News) - Direktur Dyandra Promosindo, Hendra Noor Saleh, mengatakan pameran otomotif sejatinya bukan sekadar etalase kendaraan terbaru untuk dipamerkan dan dijual, melainkan juga harus memberikan nilai edukasi dan hiburan bagi masyarakat pengunjung pameran.

Untuk itu, menurut Hendra, Dyandara Promosindo selaku penyelenggara Indonesian International Motor Show (IIMS) dan sejumlah pameran di daerah mengupayakan edukasi dalam setiap pameran mengacu pada esensi pameran di Asia, Eropa dan Amerika yang selalu mengedepankan edukasi teknologi.

"Pada umumnya jualan di pameran hanyalah efek samping, yang utama adalah memperkenalkan produk dan edukasi teknologi," kata Hendra kepada Antara News di Medan, Kamis.

"Jualan tetap ada, namun esensi pameran berupa edukasi teknologi terbaru jadi penting sebab pameran di Asia, Eropa sampai Amerika unsur edukasi dan entertain ternyata penting. Bahkan ada beberapa pameran yang spesifik mengarah ke sana," tambah Hendra.

Untuk menuju ke sana, menurut Hendra, penyelenggara pameran harus turut terlibat menyiapkan acara yang secara langsung mengedukasi pasar, misalnya menggelar kompetisi, pengenalan teknologi, hingga menampilkan karya pelajar Indonesia.

"Di Indonesia, untuk menuju ke sana tentu membutuhkan proses, perlu adanya edukasi market," kata dia. "Kami harus membuat daya tarik terbaru. Harus ada yang beda, salah satunya adalah kembali ke esensi pameran itu."

Hendra mengatakan pameran otomotif IIMS yang berskala besar bisa menampilkan giat edukasi karena ditunjang dengan biaya dan sumber daya yang besar. Kegiatan itu antara lain IIMS Edu Class, Safety Ride for Children, kegiatan IMI, dan kegiatan yang diadakan agen pemegang merek.

"Sementara kegiatan pameran di daerah dananya tidak besar seperti IIMS 2016, jadi alokasi untuk ini berdasarkan taksiran pameran daerah," jelas dia.

Namun, Hendra mengatakan pihaknya akan menyediakan panggung bagi mahasiswa Indonesia yang ingin menunjukan teknologi di dunia otomotif, misalnya mobil listrik.

"Soal karya mahasiswa, memangnya kita mau jadi market terus-terusan? jika suatu saat bekerja di industri mapan atau menciptakan industri baru, mereka adalah masa depan, biarlah berproses, kami siapkan panggung," jelas dia.

Pada POM 2016 beberapa universitas menampilkan karya mobil buatan antara lain dari Universitas Sumatera Utara, Sekolah Tinggi Teknik (STT) Harapan Medan, Institut Teknologi Medan, dan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Mahasiswa STT Harapan Medan yang memamerkan mobil buatan empat roda bermesin motor enam percepatan bermodel kereta kencana bernama "Klasik" mengatakan keterlibatan mahasiswa di pameran otomotif akan membuka kesempatan bertukar informasi dan pengetahun teknik otomotif antar sesama peserta.

"Sejauh ini kami hanya tampil di Sumatera Utara, harapannya bisa ikut di banyak pameran dan bertemu sesama perancang kendaraan seperti ini," kata Fadhil mahasiswa dari STT Harapan Medan.

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016