Jakarta (ANTARA News) - Mitsubishi Motors Corp menggunakan metode pengujian konsumsi bahan bakar yang tidak sesuai dengan peraturan Jepang sejak tahun 1991, lebih lama dari waktu yang diketahui sebelumnya, ungkap seorang sumber yang mengetahui skandal tersebut.

Produsen mobil terbesar keenam asal Jepang itu telah kehilangan separuh dari nilai pasar, sekitar 3,9 juta dolar AS, sejak perusahaan tersebut mengakui pada pekan lalu bahwa mereka memalsukan konsumsi bahan bakar dari empat model mobil kecil domestik, termasuk dua yang diproduksi untuk Nissan Motor Co.

Produsen mobil itu juga mengatakan menggunakan metode pengujian yang tidak sesuai dengan standar Jepang sejak sekitar tahun 2002.

Sumber tersebut menolak untuk diungkap identitasnya karena sensitivitas isu tersebut.

Berita skandal Mitsubishi pertama kali dilaporkan oleh harian bisnis Nikkei. Seorang juru bicara Mitsubishi menolak berkomentar. Perusahaan berencana untuk mengadakan briefing di kemudian hari.

Mitsubishi mengatakan bahwa mereka telah mengumpulkan data untuk tes konsumsi bahan bakar menggunakan standar, dengan kecepatan yang lebih tinggi, mengemudi di jalan raya adalah hal biasa, sementara standar Jepang, yang ditetapkan untuk mencerminkan kota mengemudi, mengemudi dengan kondisi berhenti dan berjalan lebih banyak menggunakan bahan bakar.

Kementerian transportasi pada Selasa mengumumkan telah membentuk satgas untuk mengkaji bagaimana data konsumsi bahan bakar mobil lain disajikan.

Pernyataan itu telah memicu kekhawatiran timbulnya biaya kompensasi dan denda serta mendesak pemerintah Jepang untuk menyerang salah satu penelitian dan pengembangan fasilitas perusahaan tersebut.

Standard & Poor juga telah memperingatkan peringkat produsen mobil itu bisa diturunkan lebih jauh ke kelas spekulatif.
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016