Jakarta (ANTARA News) - PT V-Kool Indo Lestari, distributor resmi kaca film merek V-Kool di Indonesia, optimistis masih terus memegang mayoritas penjualan kaca film di Indonesia karena menguasai 70 persen pangsa pasar mobil penumpang.

"Kaca film V-Kool menjadi pilihan utama agen tunggal pemegang merek di Indonesia. V-Kool dan grup menguasai 70 persen pangsa pasar mobil penumpang," kata Vice President Director PT V-Kool Indo Lestari Linda Widjaya, di Jakarta, Kamis.

Menurut Linda, ada sekitar 10 pemain kaca film di Indonesia. Sementara di Tiongkok, ada lebih dari 100 produsen kaca film.

"Bahkan di Tiongkok, kami masih mendominasi," ujar Linda.

Menurut Linda, keunggulan V-Kool dibandingkan merek lain antara lain konstruksi multi layers of dielectric-rare metals yang merupakan teknologi tinggi untuk penolak panas. 

Selain itu, kaca film asal Amerika Serikat itu juga diperkuat dengan logam mulia (emas) yang meningkatkan kekuatan dan daya tahan. 

V-Kool juga meneruskan cahaya alami atau visible light transmission yang tinggi sehingga tidak mengurangi kemampuan pandangan dan meningkatkan kemanan berkendara. 

Kaca film tersebut juga menolak sinar infra-red penyebab panas sehingga meningkatkan kenyamanan berkendara selain juga menolak 99 persen sinar ultra violet yang memberi perlindungan pada interior kendaraan.

Keunggulan lainnya, yakni SPF 200+ (sun protector factor) berupa perlindungan pada sinar UV yang berbahaya, shatter resistance yang meminimalisasi bahaya pecahan kaca bila terjadi kecelakaan dan scratch resistance yakni lapisan anti gores yang telah melalu uji abrasi ASTM D1044.

Meskipun dominan di Asia, menurut Linda V-Kool belum akan membangun pabrik di Asia bahkan di Indonesia.

"Belum ada kemungkinan produksi di Indonesia bahkan di Asia atau Tiongkok yang banyak konsumennya. Hampir mustahil kalau V-Kool diproduksi di luar Amerika atau Jerman. Karena butuh biaya investasi 24 juta dollar AS untuk mesinnya, selain itu resep masih dipegang pabrik dan jadi rahasia dapur di pabrik," jelas Linda.

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015