Jakarta (ANTARA News) - Penjualan mobil selama triwulan pertama 2015 turun 14 persen menjadi 282.343 unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu pada angka 328.519, menurut laporan PT ICRA Indonesia.

Keterangan tertulis PT ICRA yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan, melemahnya daya beli di pasar domestik, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan harga-harga lain, secara umum merupakan faktor-faktor yang menyumbang penurunan penjualan triwulanan ini.

Namun, jika dilihat dari penjualan mobil secara bulanan, mengalami kebaikan 12 persen pada Maret 2015 sebesar 99.410 unit dibandingkan penjualan Februari sejumlah 88.741 unit.

Kebijakan loan-to-value (LTV) yang ketat telah terbukti cukup efektif mengendalikan angka kredit macet di sektor ini yang stabil di level sekitar 1,1 persen.

Tetapi, beberapa perusahaan pembiayaan menunjukkan tren memburuk pada angka persentase kredit macet, walaupun masih dalam kisaran yang dapat ditoleransi pada 1,1 persen sampai 1,5 persen.

Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh efek berganda dari menurunnya tingkat penjualan dan bertumbuhnya angka keterlambatan bayar secara bersama-sama terhadap tingkat persentase kredit macet.

Regulator telah mendiskusikan kemungkinan untuk memperlonggar kebijakan LTV dari saat ini maksimal sebesar 70 persen untuk pembiayaan mobil untuk keperluan non-produktif dan 80 persen untuk keperluan produktif, untuk memacu pertumbuhan pembiayaan.

Meskipun demikian, dari sudut pandang kualitas aset, pelonggaran ini dapat berdampak negatif, merujuk pada fundamental ekonomi yang masih lemah sejak jatuhnya harga-harga komoditas di akhir 2012.

Hingga akhir 2015, ICRA Indonesia memperkirakan penjualan mobil akan stagnan dalam skenario terbaik, dengan mempertimbangkan kinerja triwulan pertama dan berbagai tantangan yang pada akhirnya akan mempengaruhi daya beli.

Kondisi ekonomi diharapkan membaik pada paruh kedua tahun ini sehingga dapat mengkompensasi lemahnya penjualan di periode awal tahun.
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015