Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan bahwa upah dan produktivitas buruh harus seimbang sehingga Indonesia memiliki tenaga kerja yang berdaya saing.

"Upah, tidak semata-mata hanya melihat nilai upahnya saja. Tapi bagaimana mengenai produktivitas, kami harus bandingkan, harus 'equal'. Itu yang betul-betul nanti akan membawa negeri ini berdaya saing atau tidak," kata Ketua Gaikindo Sudirman Maman Rusdi di Jakarta, Jumat.

Sudirman mengatakan, upah merupakan salah satu komponen yang diberikan para pengusaha kepada para pekerjanya, di mana produktivitas tetap perlu ditingkatkan untuk mengukur daya saing industri tanah air dengan negara regional.

Terkait permintaan kenaikan upah yang kerap terjadi, Sudirman mengatakan sebagian investor memilih diam, namun tak sedikit pula yang mengeluh.

"Hingga saat ini ada yang mengeluh, ada yang diam juga. Buat kami, selama bisa bekerja secara harmonis, ya itu yang harus sama-sama dijalankan," ujar Sudirman.

Sudirman menambahkan, SDM yang bekerja pada manufaktur industri otomotif terbilang tidak ada masalah, di mana kebanyakan dari mereka adalah lulusan SMK.

Untuk menyelaraskan antara pendidikan dan kebutuhan industri, lanjut Sudirman, sebagian anggota Gaikindo bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk membuat kurikulum.

"Tujuannya apa, supaya bisa menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai ke industri," kata Sudirman.

Jika melihat kebutuhan industri pada 2025, Indonesia memang harus lebih banyak mencetak orang-orang yang memiliki "passion" di bidang riset dan pengembangan.

"SDM yang memiliki 'passion' untuk memperdalam 'R and D' perlu ditingkatkan. Nah, beberapa anggota Gaikindo sudah mengarah ke sana," kata Sudirman.
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015