Jakarta (ANTARA News) - Sebagai pemimpin pasar otomotif, Toyota tidak hanya ekspansi pasar, namun juga secara aktif melakukan motivasi pendidikan ke mahasiswa, di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI).

"Kami tidak hanya fokus pada bisnis, tapi juga berkepentingan pada pengembangan kemampuan sumber daya manusia Indonesia," kata Wapresdir PT Toyota Astra Motor (TAM) Suparno Djasmin, di hadapan para mahasiswa FTUI di Depok, Jawa Barat, Rabu.

Pada kesempatan itu, pihaknya juga menyampaikan beasiswa dari Yayasan Toyota dan Astra (YTA) kepada sejumlah mahasiswa FTUI dan bantuan alat praktek berupa dua unit sedan Toyota Vios, serta melakukan kuliah umum dari alumni FTUI yang telah meraih posisi penting di TAM, seperti Senior GM TAM Dadi Hendriadi yang merupakan alumni teknik mesin UI.

Suparno Djasmin yang biasa disapa Abong mengungkapkan pemberian beasiswa tersebut telah dilakukan YTA sejak 40 tahun lalu.

"Sampai saat ini YTA telah memberikan beasiswa kepada lebih dari 92 ribu siswa, mahasiswa, tenaga pengajar dan peneliti sejak tahun 1974," katanya.

Ia mengatakan Toyota dan Astra menilai pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang kelak berdampak pula pada bisnis di sektor otomotif.

"Karena itu pula berbagai program YTA selalu diupayakan sejalan dengan dinamika dan tantangan pembangunan pendidikan di Indonesia, agar SDM kita mampu bersaing. Apalagi Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah akan diimplementasi, dan sektor otomotif salah satu prioritas implementasi pasar bebas di kawasan Asia Tenggara," kata Abong yang juga Dewan Pembina YTA.

Sejak 1974 sampai sekarang YTA telah meluncurkan program beasiswa dan bantuan pendidikan lainnya senilai Rp64 miliar. Di hari jadinya yang ke-40 YTA telah memberikan bantuan 18 mobil untuk 18 sekolah menengah kejuruan (SMK) dan universitas terpilih, termasuk dua mobil vios untuk FTUI.

Sementara itu, Dewan Pengawas YTA Edward Otto Kanter yang juga menjadi pemberi kuliah umum mengatakan peran insinyur lokal sangat penting di era perdagangan bebas untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi.

"Pemerataan peran sumber daya manusia, terutama insinyur lokal, di seluruh pelosok Indonesia sangat dibutuhkan agar pembangunan bisa dinikmati berbagai lapisan masyarat," kata Edward yang juga alumni teknik elektro FTUI.

Oleh karena itu program YTA ke-40 diarahkan untuk memberi motivasi kepada mahasiswa, khususnya di bidang teknik, melalui kuliah umum pada sejumlah perguruan tinggi terkemuka seperti Institut Teknologi Surabaya, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada (Yogyakarta), Universitas Diponegoro (Semarang), Universitas Sumatera Utara (Medan), dan Universitas Indonesia (Depok). Bulan depan, rencananya YTA akan menggelar kegiatan serupa di Universitas Hasanuddin (Makasar).

Dadi Hendriadi yang menjadi pembicara pada kuliah umum di FTUI tersebut mengajak mahasiswa tidak hanya belajar untuk meraih indeks prestasi yang tinggi, namun juga bersosialisasi dan berorganisasi.

"Dalam dunia kerja yang dibutuhkan bukan hanya IPK yang tinggi, tapi juga kemampuan bersosialisasi dan bekerja sama dalam tim," ujar mantan mahasiswa teknik mesin UI angkatan 1988 itu.
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015