Jakarta (ANTARA News) - Pelaku industri otomotif menilai kini saatnya pemerintah serius mendorong kebijakan yang mendukung pengembangan kendaraan berbahan bakar alternatif dan ramah lingkungan (green car), di tengah harga bahan bakar minyak(BBM) yang terus meningkat.

Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) I Made Dana Tangkas, di Jakarta, Selasa, mengatakan pengembangan kendaraan ramah lingkungan dan berbahan bakar alternatif sudah waktunya semakin diseriusi Kabinet Kerja, tidak hanya untuk menunjang program penggunaan energi  alternatif, namun juga untuk meningkatkan daya saing industri otomotif nasional dalam menghadapi tren padar global. 

"Pelaku industri siap untuk mendukung program meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dan pemakaian energy alternative seperti  gas dan etanol," kata Made Dana yang juga Ketua Pengembangan Industri Otomotif Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) .

Toyota melalui TMMIN, kata dia, telah mengembangkan produksi mesin mobil berbasis etanol di Indonesia. Namun, mesin tersebut tidak dipasarkan di Indonesia, karena tidak ada pasarnya dan pemerintah belum melihat etanol sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan bermotor.

Oleh karena itu, TMMIN mengekspor mesin etanol tersebut ke sejumlah negara yang mengembangkan bahan bakar alternative berbasis etanol yaitu negara-negara di kawasan Amerika Latin, seperti Argentina.

"Sejak beberapa tahun terakhir, TMMIN secara berkesinambungan mengekspor mesin berbahan bakar etanol ke pasar negara Amerika Latin yang antara lain digunakan untuk Toyota Hilux oleh produsen Toyota di negara tersebut," katanya.

Selain itu, TMMIN juga telah berhasil mengembangkan pemakaian bahan bakar gas alam atau dikenal Compress Natural Gas (CNG) untuk sejumlah kendaraan yang diproduksi di Indonesia seperti Limo dan Agya.

"Toyota sudah siap untuk memproduksi kendaraan berbahan bakar CNG jika pasar dan kebijakan sudah mendukung. Toyota Indonesia akan terus meningkatkan komitmen untuk berkontribusi mengenalkan dan menerapkan teknologi baru di bidang otomotif  guna mendukung kehidupan masyarakat," ujar Made Dana.

Ia berharap kunjungan Menperin Saleh Husin, pekan lalu (21/11) ke pabrik TMMIN di Karawang, Jawa Barat, mampu memberi keyakinan pada pemerintahan saat ini untuk membangun industri otomotif masa depan yang berbasis pada energi alternatif.

Apalagi sejumlah produsen otomotif dunia sudah menanamkan investasinya di Indonesia dan tinggal diarahkan untuk mendukung program pemerintah mengembangkan energi alternatif dan terbarukan.

Toyota sendiri sebagai produsen otomotif dunia telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis produksi yang strategis dalam lingkungan bisnis globalnya. Hal itu dibuktikan dengan terus menambah kapasitas produksinya di Indonesia sehingga saat ini TMMIN memiliki enam line produksi untuk menghasilkan Toyota Vios, Yaris, Etios, Kijang Innova dan Fortuner.

Total produksi TMMIN melalui tiga pabriknya selama Januari-Oktober 2014 sudah mencapai 213.844 unit atau meningkatkan 33,9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013 lalu.  Dari jumlah itu, 94.498 unit diekspor dalam bentuk utuh (CBU) ke sekitar 70 negara .

Secara total Toyota Indonesia telah mengekspor 153.544 unit pada periode Januari-Oktober 2014. "Selain mobil Toyota yang diproduksi sendiri, TMMIN juga mengekspor mobil Toyota yang diproduksi pabrik Daihatsu seperti Avanza, Rush, Town Lite dan Agya," kata Made Dana.

Lebih jauh Made Dana yang juga menjadi Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia mengatakan tren dunia saat ini berbagai industri otomotif berlomba-lomba mengembangkan teknologi mesin berbasis energi alternative, termasuk Toyota yang telah mengembangkan teknologi hybrid dan mobil berbahan bakar hidrogen, seperti  Fuel Cell Vehicle (FCV).

Bahkan FCV yang pernah dipamerkan pada ajang Indonesia International Motor Show September 2014, di Jakarta, rencananya mulai dipasarkan di Jepang dan Amerika Serikat tahun depan.

"Kami berharap pemerintah dalam Kabinet Kerja saat ini bisa meluncurkan kebijakan yang lebih kondusif bagi pengembangan kendaraan ramah lingkungan (green car) dan berbahan bakar alternatif," ujarnya lagi.
Pewarta:
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014