Jakarta (ANTARA News) - Sejak dibawa dan diluncurkan oleh Nissan Motor di Jakarta September tahun lalu, Datsun Go menjadi bagian penting dalam pasar mobil murah ramah lingkungan (LCGC) Indonesia.

Brand lawas yang sekarang muncul dengan varian terbarunya Datsun Go Panca, sepertinya sudah dalam persaingan ketat dengan beberapa brand di pasar sejenis, terutama dua dari raksasa Grup Astra, Agya dan Ayla.

Meski baru dirilis pada ajang Indonesia International Motor Show 2014, hatchback Datsun Go Panca dan model SMPV Datsun Go+ Panca hingga awal Oktober lalu sudah terpesan 1.000 unit dan sudah dikirimkan ke konsumen sekitar 400 unit.

Dari semua varian, brand yang sebagian besar penjualannya disumbang dari pasar Jawa Tengah dan Jawa Timur itu, menargetkan penjualan 40.000 unit tahun ini, sedangkan di IIMS 2014 berhasil menjual 505 unit, menurut Head of Datsun Indonesia PT Nissan Motor Indonesia, Indriani Hadiwidjaja.

Khusus untuk varian Datsun Go Panca, Indriani di Semarang beberapa waktu lalu mengatakan,"target 4.000 unit tahun ini."

Dengan angka-angka penjualan dan keberhasilannya di Jateng dan Jatim, Datsun tidak boleh diremehkan dan dari spesifikasi teknis memang punya beberapa keunggulan selain harganya yang relatif lebih murah.

Dalam kapasitas mesin, hatchback Datsun Go Panca lebih unggul dibanding Daihatsu Ayla maupun Agya.

Datsun Go Panca dibekali mesin 1.200cc, sementara Agya dan Ayla hanya sekitar 1.000cc.

Desain eksteriornya, dari pengamatan ANTARA News dalam Media Test Drive di Semarang belum lama lalu, Datsun Go Panca tak kalah sporty, bahkan terlihat lebih agresif dan jantan dengan sudut-sudut depan dan belakang tak sehalus si kembar Agya dan Ayla.

Desain Grille depan baik Datsun Go Panca maupun Toyota Agya masih mempertahankan karakter khasnya masing-masing, sedangkan Daihatsu Ayla tampil beda--terlalu besar--bahkan nyaris memenuhi moncongnya.

Interior

Pada sisi interior, ketiga brand tidak jauh beda, cuma, Datsun Go Panca desain dashboard-nya lebih simpel dan sudah berfitur mobile docking station dengan USB charging.

Perbedaan lain yang kentara adalah pada handle transmisi (gigi), pada Datsun Go letaknya menempel menyatu dengan dashboard, membuat ruang kabin depan lebih lega, sedangkan pada Agya dan Ayla tetap pada konsol tengah di antara pengemudi dan penumpang depan.

Agya dan Ayla mempunyai desain door trim lebih sederhana dengan cekungan, berbeda sekali dengan Datsun Go Panca yang tetap dengan aksen garis tegas melengkung dari depan ke belakang dan bentuk sedikit cembung.

Dimensi

Meskipun lebih panjang dan lebar 3765 x 1635 mm, sementara Agya dan Ayla 3600 x 1600 mm, bobot Datsun Go Panca justru lebih ringan (785kg) dibanding Agya (180kg), tapi lebih berat dari Ayla yang hanya antara 755-770kg, kecuali tipe X transmisi manual yang beratnya sama 785kg juga.

Dengan lebih panjang dan lebar, Datsun G Panca mungkin akan lebih stabil untuk kecepatan tinggi karena badannya lebih pendek hanya 1485mm dibanding Agya dan Ayla yang 1520mm.

Jarak sumbu roda (wheelbase) ketiganya sama 2450mm dengan perbedaan ground clearance, pada Datsun Go Panca lebih rendah 10mm dari Agya dan Ayla yang dalam spesifikasi disebut 180mm.

Dengan speksifikasi teknis lebih baik--tanpa membandingkan sangat detil--, Datsun Go Panca dibandrol dengan harga lebih menarik (OTR Jakarta) antara Rp96 juta--Rp99,9 juta, Agya mulai Rp103,2 juta, sedangkan Ayla yang punya banyak varian antara Rp77,750 juta--Rp119,1 juta.

Suspensi ketiga brand boleh dibilang tidak berbeda, sama-sama menggunakan Mc Pherson untuk depan dan torsion beam untuk belakang, dengan sistem pengereman sama disc untuk depan dan belakang drum, tapi Datsun mengklaim memiliki disc 22mm dengan lubang ventilasi--terbesar dalam kelasnya.

Fitur-fitur pembeda lainnya, Datsun Go Panca sudah menggunakan intelligent wiping system (IWS), dengan kecepatan wiper akan menyesuaikan dengan kecepatan laju kendaraan, technometer digital, dan berlampu depan (headlamp) sudah berfitur Follow me Home.

Tenaga

Dalam soal tenaga, sesuai kapasitas mesinnya, Datsun Go Panca lebih unggul.

Berbekal mesin 1200cc, kendaraan itu mempunyai power maksimum 68PS pada rpm 5.000, Agya dan Ayla hanya 65PS pada rpm 6.000 karena mesinnya hanya sekitar 1.000cc.

Dengan torsi (torque) lebih kuat 104Nm/rpm 4000, Datsun Indonesia lebih berani dengan mengetes Datsun Go Panca di medan dengan tikungan dan tanjakan tajam lumayan panjang di kawasan Banaran dan Candi Songo Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, hal yang belum pernah dicoba oleh Agya dan Ayla.

Mengambil start dari Jalan Pemuda kemudian memasuki jalan tol Gayam Kota Semarang, kemudian keluar di daerah Bawen dan masuk kawasan Banaran, Datsun Go Panca cukup responsif serta mampu melaju dalam kecepatan 150km/jam--pedal gas belum menthok--di jalanan datar.

Meskipun tidak begitu terasa, tapi ketika melewati jembatan di cekungan bukit yang berangin kencang, Datsun Go Panca memang sedikit goyang mungkin karena bobotnya yang ringan.

Di tanjakan tajam dan panjang di jalur menuju Candi Songo, Datsun Go Panca lumayan bertenaga pada gigi 2 dan kadang-kadang harus ke 1 ketika tanjakan begitu panjang.

Kekurangan

Dengan segala kelebihannya, bukan berarti Datsun Go Panca tanpa kekurangan, di antaranya speaker sistem audio yang hanya ada di kabin depan, kemudian handle transmisi dan perpindahan gigi yang sedikit keras ketika mesin kendaraan sudah panas.

Hal itu terjadi ketika sudah sampai di Candi Songo dan saat tiba kembali di Jalan Pemuda Kota Semarang, terutama saat perpindahan gigi ke mundur, meskipun sepanjang perjalanan tidak pernah menahan pegas kopling karena lalu lintas tidak macet.

Datsun Go Panca mungkin akan sedikit "ribet" untuk aksi slalom--satu pertimbangan penting karena menyasar konsumen muda--karena masih menggunakan rem tangan tarik yang letaknya di sebelah kiri bawah roda kemudi dengan jarak sangat mepet dan posisinya menjorok ke dalam.

Kelemahan lain--seperti tergambar dalam spesifikasi--tidak ada airbag sama seperti Ayla, tapi tidak bagi Agya yang dilengkapi airbag di depan.

Dengan semua kelebihan dan kekurangan ketiga brand LCGC itu, konsumen pasti punya pertimbangan sendiri sebelum memilih salah satunya.
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014