Magelang (ANTARA News) - Persatuan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PMKI) berupaya memulangkan dari Belanda mobil Benz Phaeton produksi 1894 yang pernah dibeli Raja Keraton Surakarta Sri Susuhan Paku Buwono X

"Mobil itu diyakni sebagai mobil pertama di Indonesia, sekarang di Den Haag Belanda dengan kondisi masih utuh dengan roda terbuat dari kayu, sedang diupayakan pemulangannya," kata Menteri Pemuda dan Olahraga yang juga penggemar Mercedes Benz, Roy Suryo, di Magelang, Sabtu.

Roy mengatakan hal itu setelah melepas reli mobil kuno dalam rangkaian HUT Ke-1108 Kota Magelang, Jawa Tengah.

Ia mengatakan mobil tersebut dipinjamkan ke Belanda pada 1924 dan terakhir kali terlihat di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang saat akan dibawa dengan kapal ke Belanda.

Setelah sekitar 90 tahun, katanya, mobil itu ditemukan di Belanda, disimpan di Museum Leidschendam Den Haag, bagian selatan Belanda.

"Proses pengembalian ke Indonesia sedang diupayakan," katanya.

Ia mengatakan kepemilikan Paku Buwono X atas mobil tersebut, membuat raja Keraton Surakarta itu sebagai orang pertama di Indonesia yang pernah mengendarai mobil.

Ketika itu, mobil tersebut dibeli dengan harga 10.000 gulden.

Ia mengaku sedang mencari cara untuk pemulangan mobil tersebut, termasuk alternatifnya bila tidak bisa dibawa ke Indonesia, yakni meminta produsen di Jerman untuk membuat replika.

Reli
Wakil Ketua Panitia Reli Mobil Kuno Arief Barata Sakti mengatakan kegiatan dalam rangkaian HUT Ke-1108 Kota Magelang diikuti 168 peserta, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Reli itu meliputi dua etape.

Pada Sabtu, para peserta memulai perlombaan dari Alun-Alun Kota Magelang menuju Ambarawa dan berakhir di Kota Semarang dengan jarak tempuh sekitar 125 kilometer.

Di Semarang, mobil-mobil kuno itu dipamerkan di kawasan Kota Lama dan halaman depan Balai Kota Semarang di Jalan Pemuda.

Etape kedua, yaitu pada Minggu (27/4), akan dimulai dari Kota Lama di Semarang menuju Kota Salatiga dan berakhir di depan pendopo rumah dinas Wali Kota Magelang, dengan jarak tempuh sekitar 125 kilometer.
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014