Bogor (ANTARA News) - Mercedes-Benz Indonesia meluncurkan Sprinter Minibus dan Bus Chassis O 500 R 1836 untuk memenuhi standar baru pasar kendaraan komersial mewah.

"Kedua kendaraan ini hadir untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat akan kebutuhan bus-bus mewah dengan fitur-fitur keamanan dan kenyamanan yang baik," kata Presiden dan CEO Mercedes-Benz Indonesia Claus Weidner di Wanaherang, Bogor, Senin.

Meski mewah, kedua kendaraan ini memiliki nilai ekonomis dari segi pengoperasian dan perawatan sehingga menguntungkan operator bus.

Direktur Penjualan Kendaraan Komersial Mercedes-Benz Indonesia Olaf Peterson menjelaskan Sprinter Minibus dengan desain berbasis monocoque menjadi berbeda dari standar minibus lain di Indonesia yang dibangun dari chassis berbasis truk.

"Desain tersebut membuat Sprinter menjadi lebih ringan yang artinya menghemat konsumsi bahan bakar, lebih stabil bagi penumpang dan memberikan perlindungan antikarat yang lebih baik karena menggunakan cat dengan sistem celup (KTL) sehingga otomatis mengurangi biaya perawatan bodi," katanya.

Dengan mesin diesel dengan torsi tinggi 150hp dan 330 Nm memungkinkan kendaraan mudah mencapai kecepatan maksimum untuk mengantarkan  penumpang lebih aman dan lebih cepat.

Dengan tiga versi A2 (14 kursi), A3 (20 kursi) dan A4 (22 kursi), minibus Sprinter memiliki pijakan pintu masuk yang rendah, pintu geser otomatis, tinggi interior 1,9 meter, kursi yang nyaman dan sound system untuk menghibur penumpang. 

"Model premium Sprinter minibus ini cocok untuk transportasi mewah para wisatawan, hotel, antar jemput bandara, transportasi sekolah dan juga penggunaan pribadi," katanya.

Olaf menjelaskan Bus Chassis O 500 R 1836 adalah terobosan di segmennya, berkat mesin 12 L yang memungkinkan bus mendaki bukit tanpa mengurangi perpindahan percepatan gigi secara signifikan.

"Dengan torsi mesin bus 1.750 Nm, O 500 R 1836 lebih kuat dua kali lipat dibandingkan dengan standard bus yang tersedia di pasar," jelas Olaf. 

Bus ini juga dilengkapi teknologi Voith retarder yang secara signifikan mengurangi operasi service brake hingga 85 persen sehingga meningkatkan umur pakai brake linings hingga delapan kali lipat, demikian Olaf.
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013